REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China mengatakan pada Kamis (15/7), akan mengirim tim ke Pakistan untuk membantu menyelidiki ledakan di sebuah bus yang menewaskan 13 orang, termasuk sembilan pekerja China. Sebelumnya Beijing sempat menyinggung peristiwa itu merupakan hasil dari serangan bom.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan akan bekerja sama erat dengan Pakistan dalam penyelidikan.
Sehari sebelumnya, dia menyinggung ledakan itu sebagai serangan bom dan ditepis Pakistan. Islamabad menyatakan peristiwa itu berasal dari kegagalan mekanis menyebabkan kebocoran gas yang menyebabkan ledakan.
Ledakan pada Rabu (14/7), membuat itu menabrak jurang di Provinsi Khyber-Paktunkhwa di barat laut Pakistan. Wilayah itu tempat para insinyur China selama beberapa tahun telah mengerjakan proyek pembangkit listrik tenaga air sebagai bagian dari Belt and Road Initiative.
China adalah sekutu dekat dan investor utama di negara tetangga Pakistan. Berbagai militan pemerintah anti-Pakistan di masa lalu menyerang proyek-proyek milik China.
Diplomat senior China Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi. Wang mendesak Pakistan untuk menyelidiki ledakan itu tetapi berhenti menyebutnya sebagai serangan.
Namun Wang mengatakan kepada Qureshi bahwa jika itu memang sebuah serangan teroris, Pakistan harus segera menangkap pelakunya dan menghukum mereka dengan berat.
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China ini menegaskan, kedua belah pihak harus memperkuat langkah-langkah keamanan untuk proyek kerjasama China-Pakistan untuk memastikan operasi mereka yang aman dan lancar. Wang dan Qureshi berbicara di Dushanbe, ibu kota Tajikistan, di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Shanghai.