Jumat 23 Jul 2021 14:37 WIB

Wabah Superbug Candida Auris Melanda AS

Sejumlah pasien yang mengalami infeksi Candida auris mengalami resistensi obat.

Rep: Puti Almas, Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
 Foto tahun 2016 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan galur Candida auris yang dikultur dalam cawan petri di laboratorium. Pada Kamis (22/7), CDC mengatakan ada bukti penyebaran jamur yang tidak dapat diobati di panti jompo Washington DC dan di dua rumah sakit di daerah Dallas.
Foto:

Pejabat kesehatan AS telah membunyikan alarm selama bertahun-tahun tentang superbug setelah melihat infeksi di mana obat-obatan yang biasa digunakan memiliki efek kecil. Pada 2019, dokter mendiagnosis tiga kasus wabah ini di New York, yang juga resisten terhadap kelas obat yang disebut echinocandins, yang dianggap sebagai garis pertahanan terakhir.

Dalam kasus tersebut, tidak ada bukti bahwa infeksi telah menyebar antara satu pasien dan lainnya. Para ilmuwan menyimpulkan resistensi terhadap obat yang terbentuk selama perawatan.

Lyman mengatakan, pasien-pasien yang meninggal terkena wabah yang sedang berlangsung dan bahwa infeksi tambahan telah diidentifikasi sejak April. Penyelidik meninjau catatan medis dan tidak menemukan bukti penggunaan anti-jamur sebelumnya di antara pasien dalam kelompok tersebut.

Karena itu, pejabat kesehatan AS menyimpulkan bahwa itu berarti wabah jamur telah menyebar sesama manusia, atau dari satu orang ke orang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement