Jumat 30 Jul 2021 18:02 WIB

Kekeringan di Iran Picu Protes Warga

Kekeringan di Iran diperburuk oleh pembangunan bendungan.

Ilustrasi kekeringan.
Foto:

Sementara itu, curah hujan telah menurun sebanyak 20 persen dalam dua dekade terakhir. Padahal pada periode itu, kementerian energi Iran telah membangun empat bendungan baru di Sungai Karun saja.

Karun, yang mengalir melalui Khuzestan, adalah sungai terbesar dan satu-satunya di Iran yang dapat dilayari. Sekarang sudah mengering. Saat ini, jembatannya membentang di sungai selebar 500 meter di Kota Ahvaz, yang berpenduduk sekitar 1,3 juta orang.

Jembatan itu menjadi lalu lintas yang diselimuti debu yang tertiup angin. Ribuan tahun yang lalu, provinsi sekitarnya adalah sumber budaya Persia karena kelimpahan airnya. Sekarang sungai di seluruh provinsi kering.

Kantor berita ISNA, mengutip komite energi parlemen, melaporkan pekan lalu bahwa fasilitas tambahan dari dua bendungan besar di Sungai Karkheh dan Dez telah dibuka untuk mengatasi kekurangan air yang akut di Khuzestan. Tujuannya adalah untuk menaikkan permukaan air di sungai-sungai provinsi itu bagi para petani dan ternak mereka, yang telah menderita kekeringan selama berminggu-minggu dan suhunya mencapai  hingga 50 derajat celsius.

Pertanian mengkonsumsi air dalam jumlah besar

Para ahli lingkungan mengatakan kekurangan air saat ini juga merupakan konsekuensi dari pemahaman yang salah tentang pembangunan dan kemajuan pertanian. Pemerintah terus fokus memaksimalkan swasembada, tak terkecuali sebagai respons terhadap sanksi dan tekanan dari luar negeri.

Pertanian dan penggalian sumur yang dalam, yang telah menghabiskan sumber daya air yang tersedia. Tanaman tradisional di Khuzestan adalah padi dan tebu, yang keduanya membutuhkan banyak air. Sekitar 90 persen dari total konsumsi air Iran digunakan oleh pertanian.

"Tidak ada rencana untuk pembangunan sistematis yang akan meningkatkan sumber daya air negara sekaligus mengatur dan mengoptimalkan konsumsinya," kata Ali Nazemi, asisten profesor teknik lingkungan di Universitas Concordia di Montreal.

"Ini terlepas dari fakta bahwa masalahnya telah diketahui selama hampir 30 tahun."

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada akhir April di situs majalah Nature, Nazemi dan rekan-rekannya menunjukkan betapa tajamnya penurunan cadangan air tanah Iran selama 14 tahun terakhir. Makalah ini menunjukkan bahwa 76 persen dari luas permukaan Iran menderita eksploitasi berlebihan, terutama oleh sektor pertanian.

Selama bertahun-tahun, para ahli telah memperingatkan bahwa beberapa daerah di selatan dan timur Iran yang dianggap gersang atau sangat gersang berada dalam bahaya dan tidak dapat dihuni secara permanen. Jika ini terjadi, jutaan orang Iran terpaksa  pindah dan memulai hidup dari awal lagi di tempat lain.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/kekeringan-dan-kelangkaan-air-melanda-iran/a-58701220

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement