REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Ketua parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi, menjalani perawatan di rumah sakit pada Ahad (1/8). Ghannouchi merupakan ketua partai Islam moderat Ennahda, yang memiliki peran nasional paling berpengaruh selama satu dekade.
Ghannouchi (80 tahun), telah memimpin oposisi terhadap langkah Presiden Kais Saied yang merebut kekuasaan pemerintahan, memberhentikan perdana menteri, dan membekukan parlemen. Ghannouchi menyebut langkah-langkah itu sebagai kudeta.
Penasihat Ghannouchi tidak mengungkapkan penyakit apa yang diderita oleh pemimpin oposisi tersebut. Bulan lalu, Ghannouchi juga sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena positif Covid-19.
Ennaahda menjadi partai politik yang paling kuat dan konsisten sebelum revolusi demokrasi pada 2011. Sejak saat itu, partai tersebut mendukung pemerintah koalisi berturut-turut dan membantu menyetujui konstitusi 2014.
Namun, stagnasi ekonomi, layanan yang menurun, dan persepsi publik tentang meningkatnya korupsi telah melemahkan dukungan Ennahda. Ghannouchi menghadapi perbedaan pendapat internal di dalam Ennahda atas penanganannya terhadap krisis dan pilihan strategisnya sejak pemilihan 2019. Tokoh partai menganggap Ennahda saat ini menghadapi krisis yang terbesar sejak 2011 dan semakin banyak anggota yang meminta Ghannouchi untuk mundur.