Senin 17 Jul 2023 09:50 WIB

Uni Eropa Terus Beri Dukungan Bantuan Keuangan untuk Tunisia

Negara Uni Eropa menjanjikan bantuan keuangan 1,1 miliar dolar AS untuk Tunisia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Warga Tunis, Tunisia
Foto: AP
Warga Tunis, Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Para pemimpin Eropa dan presiden Tunisia mengumumkan kemajuan pada hari Ahad (16/7/2023) atas membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang lebih erat. Termasuk juga kerjasama kedua negara dalam resep dan langkah-langkah untuk memerangi penyelundupan imigran yang sering mematikan melintasi Laut Mediterania.

Para pemimpin Italia, Belanda dan Komisi Eropa melakukan kunjungan kedua mereka ke Tunis hanya dalam waktu satu bulan. Mereka menyatakan harapan bahwa sebuah memorandum yang baru saja ditandatangani dengan Tunisia selama kunjungan tersebut akan membuka jalan bagi kemitraan yang komprehensif.

Baca Juga

Pada kunjungan terakhir mereka di bulan Juni, para pemimpin mengulurkan janji bantuan keuangan lebih dari 1 miliar euro (1,1 miliar dolar AS) untuk menyelamatkan, ekonomi Tunisia yang tertatih-tatih dan mengawasi perbatasan dengan lebih baik.sebagai upaya untuk memulihkan stabilitas di negara Afrika Utara tersebut dan membendung migrasi dari pantai-pantainya ke Eropa.

Kali ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte tidak merinci nilai moneter penuh bantuan Uni Eropa yang ditawarkan kepada Tunisia. Termasuk jugalah, dalam pernyataan yang mereka buat setelah pembicaraan dengan Presiden Tunisia Kais Saied.

Namun von der Leyen mengatakan bahwa kunjungan terakhir ini menghasilkan kesepakatan mengenai paket langkah-langkah komprehensif yang akan segera kami diverapkan.

Saied, yang berbicara melalui seorang penerjemah, mengatakan bahwa ia mengharapkan memorandum tersebut akan diikuti oleh serangkaian perjanjian yang mengikat. Jangan hanya menunjukkan lebih banyak pekerjaan negosiasi di masa depan.

Tunisia bermaksud untuk mengimplementasikan memorandum tersebut dalam waktu sesegera mungkin. Bantuan khusus yang diumumkan von der Leyen termasuk program senilai 10 juta euro (11 juta dolar AS) untuk meningkatkan pertukaran pelajar dan 65 juta euro (73 juta dolar AS) dalam bentuk dana Uni Eropa untuk memodernisasi sekolah-sekolah di Tunisia.

Mengenai migrasi, Von der Leyen mengatakan, "Kami membutuhkan kerja sama yang efektif lebih dari sebelumnya."

"Uni Eropa akan bekerja sama dengan Tunisia dalam kemitraan anti-penyelundupan, akan meningkatkan koordinasi dalam operasi pencarian dan penyelamatan dan kedua belah pihak juga sepakat untuk bekerja sama dalam manajemen perbatasan," katanya.

Von der Leyen menjanjikan 100 juta euro ( 112 juta dolar AS) untuk upaya-upaya tersebut - angka yang telah ia umumkan pada kunjungan para pemimpin sebelumnya. 

Tunisia telah menghadapi kecaman internasional atas penderitaan ratusan imigran yang dideportasi ke daerah gurun yang tidak ramah di perbatasan Libya dan Aljazair. Di perbatasan Tunisia-Aljazair, laporan setempat mengatakan sebanyak 30 migran meninggal dunia.

Namun, Saied bersikeras bahwa para migran diperlakukan dengan baik. "Rakyat Tunisia telah menyediakan segala sesuatu yang mungkin bagi para migran, dengan kemurahan hati yang tak terbatas, sementara banyak organisasi, yang seharusnya memainkan peran kemanusiaan mereka, hanya mewujudkannya dalam siaran pers," kata Saied.

Rutte menggambarkan memorandum baru tersebut sebagai awal yang menjanjikan dari kemitraan strategis yang komprehensifantara Uni Eropa dan Tunisia yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa sekarang harus menyetujui kesepakatan tersebut. "Saya sangat yakin bahwa akan ada dukungan yang luas," katanya menambahkan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement