REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi menghentikan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan sejumlah anggota dewan lainnya bergerak menuju parlemen, Senin (2/8).
Para anggota parlemen dari partai oposisi tersebut sebelumnya berkumpul di Merdeka Square, Kuala Lumpur, setelah jalan menuju Gedung Parlemen diblokir polisi. Media lokal The Star mengungkapkan anggota dewan tersebut mencoba berjalan kaki ke parlemen yang berjarak sekitar dua kilometer dari Merdeka Square, tetapi dihentikan oleh polisi.
Anwar mencoba bernegosiasi dengan polisi agar diizinkan bergerak ke Gedung Parlemen, sambil beberapa anggota dewan menyerukan “hidup rakyat, panjang umur raja”. Anwar kemudian menyampaikan pidato singkat dan kelompok tersebut membubarkan diri dengan damai sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Rakyat Nizam Mydin Bacha Mydin mengumumkan penundaan rapat khusus parlemen yang seharusnya digelar pada Senin hari ini. Kementerian Kesehatan (MOH) Malaysia juga merekomendasikan agar seluruh pertemuan di parlemen ditunda selama dua minggu karena belasan kasus Covid-19 yang terdeteksi di parlemen.
Saat ini, politik dalam negeri Malaysia sedang memanas setelah pemerintah mengumumkan mencabut semua undang-undang darurat dan tidak meminta raja untuk memperpanjang darurat Covid-19 yang berakhir pada 1 Agustus. Pengumuman tiba-tiba itu memicu ketakutan dan kemarahan di negara yang, seperti banyak negara lain di Asia Tenggara, berada di tengah gelombang Covid-19 yang berkembang akibat varian Delta yang sangat menular.
Berbagai pihak mendesak agar Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri di tengah krisis politik tersebut. Beban kasus virus Malaysia sekarang di atas 1 juta dan jumlah kematian lebih dari 8.700, dengan angka harian mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir.