REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan vonis dan hukuman China pada pengusaha Michael Spavor 'tidak dapat diterima dan tidak adil'. Pengadilan China memvonis dan menghukum Spavor 11 tahun penjara.
"Vonis dan hukuman China pada Michael Spavor jelas sama sekali tidak bisa diterima dan tidak adil," kata Trudeau dalam pernyataan yang diunggah di situs pemerintah Kanada, Rabu (11/8).
Berdasarkan pernyataan yang diunggah di situs pengadilan China, Spavor akan dideportasi tapi tidak disebutkan kapan tepatnya. Pengacara di Beijing, Mo Shaoping mengatakan deportasi biasanya dilakukan setelah terdakwa menjalani hukumannya. Tapi mungkin dapat lebih cepat untuk kasus-kasus khusus.
"Vonis untuk Pak Spavor diputuskan setelah ia ditahan dengan sewenang-wenang selama dua tahun, proses hukumnya tidak transparan dan persidangan yang tidak memuaskan karena tidak memenuhi standar hukum internasional," kata Trudeau.
Pengadilan Menengah Dandong mengatakan aset pribadi Spavor sebesar 50 ribu yuan akan disita. Bersama rekan senegaranya Michael Korvirg, Spavor didakwa atas tuduhan spionase pada 2019 lalu.
"Untuk Pak Spavor, serta Michael Kovrig yang juga ditahan dengan sewenang-wenang, prioritas utama kami masih segera membebaskan mereka, kami akan terus bekerja sepanjang waktu untuk membawa mereka pulang secepat mungkin," kata Trudeau dalam pernyataanya.
"Di masa yang sulit ini, kami dan semua rakyat Kanada, bersama Pak Spavor dan orang-orang yang ia cintai, pemerintah Kanada terus bekerja memberikan bantuan konsuler untuk Pak Spavor dan keluarganya sambil kami berusaha mengamankan kepulangannya," kata perdana menteri.
Dalam pernyataan tersebut, Trudeau juga mengucapkan terimakasih pada mitra, sekutu dan teman-teman Kanada atas solidaritas dan dukungan untuk membebaskan Spavor dan Kovrig. "Kami tidak akan beristirahat sampai mereka pulang dengan aman," kata Trudeau.