Kamis 19 Aug 2021 18:37 WIB

Kemenlu: WNI dan Staf KBRI di Afghanistan dalam Kondisi Aman

Rencana evakuasi WNI dan staf masih dimatangkan Kemenlu

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Ratusan orang berkumpul di dekat pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS di perimeter bandara internasional di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021.
Foto: AP/Shekib Rahmani
Ratusan orang berkumpul di dekat pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS di perimeter bandara internasional di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan, kondisi di Kabul, Afghanistan masih terkendali. Para Warga Negara Indonesia (WNI) dan staf KBRI juga dikatakan dalam kondisi aman.

"Jauh lebih baik dari harapan, meski keadaan masih kacau," kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI, Abdul Qadir Jaelani ketika ditanya soal kondisi terkini Kabul, kepada Republika.co.id, Kamis (19/8).

Baca Juga

Ia menyatakan, kondisi WNI dan staf kedutaan besar (KBRI) di Kabul, Afghanistan, dalam keadaan aman menyusul kepanikan selama Taliban mengambil alih hingga Kamis (19/8) waktu setempat. Rencana evakuasi WNI dan staf masih dimatangkan menilik perkembangan di negara tersebut.

"Mereka semua baik, kita masih persiapan evakuasi," ujar Abdul Qadir. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, terdapat 15 WNI yang berada di Afghanistan. Angka itu di luar staf kedutaan besar RI di Kabul.

Kekacauan masih menyelimuti ibu kota Afghanistan seusai Taliban menduduki istana kepresidenan dan menyatakan mengambil alih kekuasaan pemerintah. Bandara Kabul juga menyaksikan kepanikan dan kekacauan karena takut akan kekuasaan Taliban.

Selama Taliban menguasai pemerintahan Afghanistan, setidaknya 12 orang dilaporkan tewas di bandara Kabul karena jatuh dari pesawat, terinjak-injak, dan ditembak pasukan keamanan.

Taliban telah menyatakan, perang di Afghanistan telah berakhir. Kelompok tersebut juga mengatakan upaya untuk membentuk pemerintahan yang inklusif sedang berlangsung dan berjanji akan berlaku lebih terbuka dan moderat, termasuk pada hak-hak perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement