REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menghadapi seruan untuk mengundurkan diri. Ia dianggap bertanggung jawab atas situasi yang terjadi di Afghanistan saat ini dan gagal membantu penyelamatan orang-orang dari negara itu.
Dilansir The Irish Independent, Raab dilaporkan tidak dapat dihubungi saat para pejabat di departemen atau kementeriannya menyarankan agar ia segera menelpon Menteri Luar Negeri Hanif Atmar pada 13 Agustus lalu, dua hari sebelum Taliban berhasil menguasai Kabul. Diharapkan ia dapat mengatur bantuan bagi orang-orang di negara itu yang selama ini mendukung pasukan Inggris.
Disebutkan Raab yang saat itu tak dapat langsung dihubungi sedang berlibur di Crete, sebuah pulau di Yunani. Kementerian Luar Negeri Afghanistan kemudian menolak untuk mengatur panggilan kembali di hari berikutnya.
Para politisi dari Partai Buruh, SNP, Demokrat Liberal, dan Plaid Cymru menyerukan agar Raab mundur atau dipecat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris oleh Perdana Menteri Boris Johnson. Mereka menuduh Raab telah gagal melakukan tugas dasarnya dan tidak cocok untuk mewakili negara.
Meski demikian, saat ditanya apakah Raab akan mengundurkan diri, ia menjawab tidak. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berpendapat panggilan telepon yang disarankan dari Raab kepada rekannya dari Afghanistan tidak akan membuat perbedaan apa pun, mengingat Pemerintah Afghanistan telah menyerah dengan cepat terhadap Taliban.
Namun, para politisi oposisi mengatakan akan ada perbedaan yang bisa diciptakan dengan sebuah panggilan telepon. Itu mungkin akan dapat menyelamatkan nyawa bahkan meski hanya satu orang.