Senin 23 Aug 2021 07:40 WIB

Lebanon Naikkan Harga Bensin Hingga 66% untuk Atasi Krisis

Krisis bahan bakar di Lebanon memburuk saat bank sentral tak mampu bayar subsidi

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pengemudi mengantre di luar SPBU di tengah kekurangan bahan bakar di Beirut, Lebanon pada 28 Juni 2021.
Foto: Anadolu Agency
Pengemudi mengantre di luar SPBU di tengah kekurangan bahan bakar di Beirut, Lebanon pada 28 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Lebanon menaikkan harga bensin hingga 66 persen. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak demi mengatasi kelangkaan yang melumpuhkan negara itu.

Pada Senin (23/8), Middle East Monitor melaporkan pemerintah mengatakan kenaikan harga bensin oktan 95 akan segera berlaku. Pada Sabtu (22/8), Beirut memutuskan mengganti nilai tukar yang digunakan untuk menetapkan harga produk bahan bakar minyak demi meringankan kelangkaan.

Baca Juga

Krisis bahan bakar di Lebanon semakin memburuk pada bulan ini ketika bank sentral mengatakan sudah tidak mampu membiayai subsidi impor bahan bakar dan akan menyesuaikannya dengan harga pasar. Pemerintah yang khawatir dengan dampak kenaikan harga bahan bakar berkompromi dengan bank sentral. Mereka setuju menaikkan harga bensin tapi di bawah harga rata-rata pasar agar impor bahan bakar tetap dilanjutkan.

Kenaikan harga bensin tampaknya akan semakin menyulitkan rakyat Lebanon. Angka kemiskinan negara itu melonjak selama krisis ekonomi dua tahun terakhir ini yang mengikis 90 persen nilai mata uang poundsterling Lebanon.

Keputusan menaikan harga bensin diambil dalam rapat darurat Sabtu lalu yang dihadiri presiden, gubernur bank sentral dan pejabat-pejabat tinggi lainnya. Mereka membahas krisis bahan bakar yang mendorong Lebanon pada kekacauan dan melumpuhkan layanan dasar.

Kenaikan harga bensin tidak mengganti nilai tukar untuk menetapkan harga bensin ke nilai tukar yang ditetapkan bank sentral untuk membiayai impor bahan bakar. Hingga saat ini negara masih membiayai impor bahan bakar.

Pemerintah Lebanon mengatakan bank sentral akan membuka rekening dengan jumlah saldo maksimal 225 juta dolar AS hingga akhir September, dana yang harus dibayar pemerintah pada anggaran 2022. Partai berkuasa yang didukung Iran di Lebanon, Hizbullah mengatur pengiriman bensin dari Iran untuk meringankan kelangkaan bahan bakar Lebanon. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement