REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kementerian Pertahanan Turki mengatakan militer Turki mulai mengevakuasi personelnya dari bandara Kabul. Langkah itu diambil setelah rencana Turki menempatkan pasukannya di bandara ditolak Taliban.
Pada Selasa (24/8) lalu, dalam konferensi pers Taliban mengatakan tidak butuh kehadiran pasukan Turki. Dua orang sumber mengatakan Turki hanya akan meninggalkan pasukan khusus di bandara setelah menarik personel militer dan sipil ke Islamabad pada Kamis (26/8) ini.
Middle East Eye melaporkan pasukan khusus akan membongkar peralatan militer Turki di bandara Kabul sebelum 31 Agustus, tenggat waktu mundurnya pasukan asing dari Afghanistan.
Ankara tidak mengevakuasi sebagian besar staf kedutaan besarnya. Pasukan khusus juga diperkirakan akan melindungi personel diplomatik yang tersisa di Kabul.
Selama beberapa tahun terakhir Turki menjaga bandara militer untuk melawan serangan dari luar. Pada awal musim panas ini Ankara hampir membuat kesepakatan dengan AS untuk melanjutkan misi mereka di Afghanistan.
Namun keberhasilan Taliban merebut kekuasaan Afghanistan mengubah situasi dengan sangat dramatis. Dua orang pejabat Turki mengatakan pada kantor berita Reuters, Taliban telah meminta bantuan teknis dari Turki untuk mengelola bandara Kabul setalah pasukan asing hengkang, termasuk pasukan Turki.
Namun juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah Taliban membuat permintaan semacam itu. "Itu tidak benar," katanya dalam pernyataan tertulis pada Middle East Eye.
Militer Turki mengatakan telah mengevakuasi 1.129 warga sipil dari Afghanistan dengan pesawat militer Turki. Dalam pernyataan yang terpisah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan menggelar perundingan dengan semua pihak untuk membantu Afghanistan mencapai stabilitas.