REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir akan membuka penyeberangan Rafah di perbatasan dengan Jalur Gaza dalam satu arah selama tiga hari pada Kamis (26/8). Pembukaan penyeberangan itu untuk memungkinkan warga Palestina kembali ke Gaza.
Selain itu, barang dan bantuan dari Mesir juga akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Pembukaan penyeberangan telah diinformasikan kepada Hamas yang berkuasa di Gaza.
Sebelumnya, Mesir menutup penyeberangan pada Senin (23/8). Sumber keamanan mengatakan, penutupan itu karena alasan keamanan menyusul peningkatan eskalasi antara Israel dan Hamas.
Pada Sabtu (21/8) malam, pesawat tempur Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap Hamas di Gaza. Eskalasi terjadi setelah bentrokan antara pasukan Israel dan Palestina yang menandai peringatan 52 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsa di sepanjang perbatasan Gaza. Setidaknya 41 warga Palestina terluka selama kekerasan. Sementara tentara Israel mengatakan, satu orang anggota militer ditembak dan terluka parah di perbatasan Gaza.
Serangan berlangsung ketika protes Gaza yang diorganisir Hamas dan faksi-faksi lainnya untuk mendukung Yerusalem. Militer Israel menyebut ratusan warga Palestina berkumpul di dekat perbatasan yang dijaga ketat di Jalur Gaza, di mana beberapa orang mencoba memanjat pagar perbatasan dan yang lainnya melemparkan bahan peledak ke arah pasukan Israel.
"Pasukan IDF (militer Israel) merespons dengan cara pembubaran kerusuhan, termasuk bila perlu tembakan langsung," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Gaza melaporkan, di antara dua warga Palestina yang terluka parah adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang ditembak di kepala. Sebagian besar lainnya mengalami cedera sedang, termasuk tembakan senjata ke anggota badan, punggung dan perut.
"Tembakan lintas perbatasan dari Gaza melukai serius seorang tentara polisi perbatasan Israel, yang berada di rumah sakit menerima perawatan medis," kata militer.