Kamis 26 Aug 2021 11:45 WIB

AS Peringatkan Ancaman Teror Tinggi di Bandara Kabul

Warga diminta pergi dari bandara Kabul karena ancaman teror

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Darat AS, pasukan terjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 memberikan keamanan saat mereka terus membantu memfasilitasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada hari Rabu, 25 Agustus 2021.
Foto: Sgt. Jillian G. Hix/U.S. Army via AP
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Darat AS, pasukan terjun payung yang ditugaskan ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Lintas Udara ke-82 memberikan keamanan saat mereka terus membantu memfasilitasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada hari Rabu, 25 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ancaman serangan teroris di Bandara Kabul meningkat. Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia mengingatkan risiko bagi warga yang mencoba pergi ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai.  

Peringatan ketiga negara yang dikeluarkan pada Rabu (25/8) malam mendesak orang-orang yang berkumpul di sekitar bandara Kabul untuk mengosongkannya. Mereka didesak untuk pindah ke lokasi yang aman.

Baca Juga

"Mereka yang berada di Gerbang Biara, Gerbang Timur, atau Gerbang Utara sekarang harus segera pergi," kata Departemen Luar Negeri AS dikutip laman Channel News Asia, Kamis (26/8). AS mengutip ancaman keamanan yang tidak disebutkan.

Departemen Luar Negeri Australia mengatakan ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi. "Jangan bepergian ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai. Jika Anda berada di area bandara, pindahlah ke lokasi yang aman dan tunggu saran lebih lanjut," kata Deplu Australia.

Inggris juga mengeluarkan peringatan serupa. "Jika Anda dapat meninggalkan Afghanistan dengan aman dengan cara lain, Anda harus segera melakukannya," kata Inggris dalam pernyataannya.

Washington dan sekutunya telah menerbangkan ribuan warga Afghanistan keluar dari bandara setiap hari dengan transportasi militer raksasa, tetapi itu telah menjadi tugas yang semakin sulit dan putus asa jelang akhir bulan ini. Beberapa penerbangan evakuasi sudah mereda dan dijadwalkan berakhir pada 31 Agustus sehingga meninggalkan banyak desakan untuk meninggalkan negara itu.

Kerumunan, termasuk keluarga yang putus asa, telah mencoba mengakses bandara yang dikelilingi oleh Taliban dan pos pemeriksaan militer Barat. Sedikitnya delapan orang tewas dalam kekacauan bandara.

Selama beberapa hari sejak 15 Agustus, ribuan warga Afghanistan dan warga asing yang ketakutan telah mengepung Bandara International Kabul Hamid Karzai. Mereka sangat berharap bisa pergi dari kekuasaan Taliban.

Banyak warga Afghanistan khawatir Taliban akan mengulangi aturan brutal pemerintahan Islam mereka. Washington mengatakan Taliban telah membuat jaminan bahwa orang Amerika, warga Afghanistan yang berisiko, dan orang-orang dari negara lain akan diizinkan pergi bahkan setelah batas waktu Selasa pekan depan bagi pasukan AS untuk berangkat.

"Mereka memiliki tanggung jawab untuk memegang komitmen itu dan memberikan jalan yang aman bagi siapa saja yang ingin meninggalkan negara itu," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan.

Sementara itu, Belgia pada Rabu (25/8) mengatakan telah menyelesaikan operasi evakuasinya. Negara tersebut memindahkan warganya sendiri serta warga negara lain dari Belanda, Denmark dan Luksemburg, dan warga Afghanistan yang mencari suaka di negara-negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement