Tim peneliti dilaporkan tidak menganggap penemuan itu sebagai akibat dari perubahan iklim. Mereka kabarnya mengusulkan penamaan pulau sebagai Qeqertaq Avannarleq, yang berarti "pulau paling utara" di Greenlandic.
Rasch mengatakan, pulau ini terdiri dari gundukan kecil, utamanya dari lumpur dan kerikil. Menurutnya, itu mungkin akibat dari badai besar dan terbentuk dengan bantuan laut yang secara bertahap mendorong material dari dasar laut bersama-sama hingga sebuah pulau terbentuk.
Pulau itu diperkirakan tidak akan ada dalam waktu lama, menurut para peneliti Denmark. Faktor cuaca dinilai dapat melenyapkan pulau tersebut.
"Tidak ada yang tahu berapa lama itu akan bertahan. Pada prinsipnya, itu bisa hilang segera setelah badai baru yang kuat melanda," kata Rasch.