Rabu 01 Sep 2021 05:34 WIB

Tolak Pengungsi Afghanistan, Austria dan Slovenia Dikecam

Negara Uni Eropa diminta terima pengungsi Afghanistan melalui program resettlement

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Anak-anak berdiri di belakang pagar di hanggar saat mereka menunggu keberangkatan mereka di Pangkalan Udara AS Ramstein di Ramstein, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di sebuah kota tenda di pangkalan udara .
Foto: AP/Matthias Schrader
Anak-anak berdiri di belakang pagar di hanggar saat mereka menunggu keberangkatan mereka di Pangkalan Udara AS Ramstein di Ramstein, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di sebuah kota tenda di pangkalan udara .

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, pada Selasa (31/8) mengecam Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa atas penolakan mereka untuk menerima pengungsi Afghanistan. Austria dan Slovakia menolak kedatangan pengungsi Afghanistan ke negara mereka menjelang konferensi menteri dalam negeri Uni Eropa.

"Saya berharap ada perlawanan terhadap Kurz dari Austria dan Jansa dari Slovenia. Mereka semua menolak solidaritas kemanusiaan terhadap orang-orang yang tersiksa di Afghanistan," ujar Asselborn kepada surat kabar harian Jerman Die Welt.

Baca Juga

Kurz telah berulang kali menyatakan penentangannya terhadap pemberian perlindungan kepada pengungsi dari Afghanistan. Sementara itu, Jansa menyatakan di Twitter negaranya hanya boleh menerima orang-orang yang membantu mereka selama operasi NATO di Afghanistan.

Komisi Uni Eropa baru-baru ini meminta semua negara Uni Eropa untuk menerima pengungsi dari Afghanistan melalui program resettlement atau penempatan pengungsi di negara ketiga. Program tersebut diusung oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR).

"Uni Eropa harus siap menyediakan 40 ribu hingga 50 ribu tempat untuk program resettlement bagi para pengungsi Afghanistan," ujar Asselborn dilansir Anadolu Agency, Rabu (1/9).

“Dengan ini kami akan membawa gadis, wanita, mantan hakim, aktivis hak asasi manusia, atau orang lain yang hidupnya dalam bahaya langsung ke UE dengan cara yang legal dan aman, serta bekerja sama dengan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR),” tambah Asselborn.

Pada tahun ini, sekitar 330 ribu warga Afghanistan telah mengungsi. Lebih dari setengahnya meninggalkan rumah mereka sejak AS mulai menarik diri dari Afghanistan pada Mei lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement