REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- India memperketat pembatasan pergerakan di kota utama Srinagar di Kashmir, Jumat (3/9). Sejumlah tentara bersenjata menyebar menjelang sholat Jumat, sehari setelah seorang pemimpin separatis veteran dimakamkan di wilayah Himalaya yang disengketakan itu.
Syed Ali Shah Geelani (91 tahun) dimakamkan di dekat rumahnya di kota itu. Di sana, tentara berpatroli di jalan-jalan untuk mencegah protes skala besar dan pertemuan di masjid.
Pergerakan publik dibatasi di kota itu dan di tempat lain di Kashmir. "Lebih banyak tentara dikerahkan di daerah-daerah sensitif dan lebih banyak jalan dibarikade," kata pejabat pemerintah kepada Reuters tanpa menyebut nama.
Untuk hari kedua, komunikasi terganggu. Jaringan seluler dan layanan internet di lembah Kashmir sebagian besar diputus.
Selama bertahun-tahun, Geelani, salah satu pemimpin politik paling senior di Kashmir, memimpin faksi garis keras kelompok separatis yang berusaha memisahkan diri dari India, menyusul pemberontakan bersenjata melawan New Delhi. Kashmir telah lama menjadi wilayah konflik antara India dan saingan beratnya Pakistan, yang mengklaim wilayah itu secara penuh tetapi hanya menguasai sebagian.
Ketegangan antara dua tetangga bersenjata nuklir itu kembali muncul pada Agustus 2019, ketika New Delhi mencabut otonomi Negara Bagian Jammu dan Kashmir. India membaginya menjadi dua wilayah yang dikelola federal.
Toko-toko ditutup di beberapa bagian Srinagar. Banyak jalan sepi dan gulungan kawat berduri terlihat di mana-mana.
Tentara dengan senapan serbu menjaga pos pemeriksaan. Pekerja kesehatan Shakeel Ahmad mengatakan dia harus melewati lebih banyak barikade dibandingkan sehari sebelumnya untuk sampai ke rumah sakit tempatnya bekerja.
"Saya dihentikan di beberapa tempat," katanya.