Jumat 17 Sep 2021 21:58 WIB

Kampanye Calon PM Jepang Dimulai

Massa akar rumput LDP akan ikut dalam pemungutan suara untuk menentukan kepemimpinan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Foto: AP/Kyodo News
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO --  Masa kampanye bagi para kandidat pengganti PM Jepang Yoshihide Suga resmi dimulai Jumat (17/9). Kandidat bersumpah untuk menciptakan negara yang lebih bersatu dalam mengatasi tantangan ekonomi, pandemi Covid-19, dan perubahan iklim.

Perlombaan kepemimpinan untuk Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa merupakan persaingan sengit. Pemenang pemilihan kepemimpinan LDP 29 September mendatang akan menjadi perdana menteri berdasarkan mayoritas partai di majelis rendah parlemen.

Baca Juga

Tidak seperti dalam pemilihan pimpinan LDP tahun lalu, ketika Suga menggantikan perdana menteri saat itu Shinzo Abe, anggota LDP akar rumput akan bergabung dengan anggota parlemen dalam memberikan suara.

Perlombaan secara resmi diluncurkan oleh perwakilan dari masing-masing pesaing yang mendaftarkan pencalonan mereka di markas LDP pada Jumat. Menteri vaksin populer Taro Kono secara luas dipandang sebagai pesaing utama.

Tema umum pada kampanye Jumat adalah mengatasi perpecahan nasional, terutama kesenjangan pendapatan, yang memburuk di bawah tekanan pandemi virus Corona. "Kita seharusnya tidak memiliki gagasan yang telah ditentukan sebelumnya tentang ukuran paket stimulus apa pun. Yang penting adalah menghabiskan uang untuk investasi untuk masa depan," kata Kono. "Di antaranya adalah membantu keluarga yang memiliki anak."

Dia menyinggung kebijakan Abenomics pada masa kepemimpinan Shinzo Abe. Abenomics menyebabkan perubahan besar dalam perekonomian. Namun keuntungan perusahaan tidak mengarah pada upah yang lebih tinggi. "Kita harus mengalihkan fokus kita ke arah peningkatan pendapatan rumah tangga, dari keuntungan perusahaan," katanya.

Kono yang paham media, berpendidikan AS, berusia 58 tahun, berada di sisi yang lebih muda untuk seorang perdana menteri Jepang. Dia secara luas dipandang sebagai yang terdepan karena popularitasnya di mata publik.

Kono berhadapan dengan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida, mantan menteri dalam negeri Sanae Takaichi, dan mantan menteri kesetaraan gender Seiko Noda.

Dalam kampanye nya, Kishida (64 tahun) berjanji untuk mengurangi disparitas pendapatan melalui bentuk kapitalisme baru. Ini merupakan sebuah sikap yang telah diungkapkan sebelumnya, dan dia juga mencatat bahwa virus Corona telah melebarkan perbedaan ekonomi.

Takaichi (60 tahun) murid Abe mengatakan dia akan mengambil tujuan Abe untuk merevisi konstitusi pasifis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement