Ahad 19 Sep 2021 08:46 WIB

Menhan Belanda Mundur karena Masalah Pengungsi Afghanistan

Menhan Belanda mengaku tak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang gadis dari Afghanistan menunggu dengan pengungsi lain untuk terbang ke Amerika Serikat atau lokasi penyelamatan lainnya di gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021
Foto: AP/Markus Schreiber
Seorang gadis dari Afghanistan menunggu dengan pengungsi lain untuk terbang ke Amerika Serikat atau lokasi penyelamatan lainnya di gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021

REPUBLIKA.CO.ID, ROTTERDAM -- Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld pada Jumat (17/9) mengundurkan diri, karena masalah evakuasi pengungsi dari Afghanistan di tengah pengambilalihan Taliban. Bijleveld juga dikecam karena penundaan evakuasi warga sipil dari Afghanistan.

Bijleveld mengatakan, dia tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia  akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Belanda Willem Alexander. Setelah perdebatan sengit pada Rabu, parlemen Belanda mengeluarkan mosi kecaman terhadap pemerintah atas penanganan evakuasi.

Baca Juga

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag juga mengundurkan diri setelah majelis rendah parlemen mengkritik pemerintah atas penanganan evakuasi dari Afghanistan. Kaag mundur setelah parlemen memberikan suara untuk mengutuk pemerintah atas penanganan evakuasi tersebut.

"DPR menganggap pemerintah telah bertindak tidak bertanggung jawab," kata Kaag, dilansir Anadolu Agency, Ahad (19/9).

Sebelum pemungutan suara di parlemen, Bijleveld telah mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk mengundurkan diri terlepas dari apapun hasilnya. Namun pada akhirnya, dia mengikuti jejak Kaag untuk mundur dari jajaran menteri.

Bijleveld adalah anggota Christian Democratic Appeal (CDA). Dia menjabat sebagai menteri pertahanan pada 2017.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement