REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan pemerintahannya tidak akan membiarkan kelompok ISIS membangun basis di perbatasan negaranya dengan Afghanistan. Raisi menekankan, ISIS merupakan ancaman bagi kawasan.
"Kami tidak akan mengizinkan organisasi teroris dan ISIS didirikan di dekat perbatasan kami dan menyerang negara serta kawasan lain," kata Raisi saat mengakhiri kunjungan ke Tajikistan pada Sabtu (18/9), dikutip laman Al Arabiya.
Raisi kemudian secara khusus menyinggung keberadaan ISIS di Afghanistan. "Kehadiran ISIS di Afghanistan berbahaya, tidak hanya bagi Afghanistan, tetapi juga kawasan," ujarnya.
Kendati menegaskan penolakan dan perlawanan terhadap ISIS, Raisi turut melayangkan kritik tersirat terhadap Taliban yang kini memerintah di Afghanistan. Dia menyoroti susunan pemerintahan Taliban yang tak inklusif.
Hampir semua tokoh di kabinet diketahui merupakan anggota atau loyalis Taliban dan beretnis Pashtun. “Pemerintah yang hanya dimiliki oleh satu etnis atau kelompok politik tidak dapat menyelesaikan masalah Afghanistan,” ujar Raisi.
Hingga kini, Iran belum memperlihatkan minat untuk mengakui dan menjalin hubungan dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Saat Taliban mengontrol Afghanistan pada 1996-2001, Teheran tak mengakui pemerintahan mereka.