REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel pada Rabu (29/9) mengejar anak-anak Palestina yang sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah di desa Al-Lubban Al-Sharqiya, dekat Nablus. Penduduk setempat mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa tentara menghalangi anak-anak pergi ke sekolah.
Dilansir Middle East Monitor, Kamis (30/9), tentara Israel memaksa anak-anak mengambil rute alternatif yang lebih panjang untuk menuju ke sekolah. Awal pekan ini, seorang pemukim Israel memarkir mobilnya di pintu masuk sekolah menengah khusus perempuan di desa Al-Lubban Al-Sharqiya. Hal itu merupakan upaya untuk memprovokasi anak-anak dan guru mereka. Tentara kemudian menutup gerbang sekolah dan mencegah para murid masuk dan keluar dari tempat itu.
Pasukan Israel juga menahan seorang anak Palestina berusia 17 tahun dari desa terdekat, di Ammuriya selama lebih dari dua jam. Dia kemudian dibebaskan tanpa tuduhan.
Anak-anak sekolah sering diganggu dan diserang oleh tentara Israel dan pemukim Yahudi. Karena lokasi sekolah mereka berada di jalan utama Tepi Barat, yang digunakan sebagai lalu lintas para pemukim Yahudi.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967. Pendudukan itu tidak diakui oleh hukum internasional. Israel kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Palestina dan pelanggaran hukum internasional.
Lebih dari 600 ribu orang Yahudi Israel tinggal di pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur. Menurut hukum Israel, semua pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timut adalah ilegal.