Kamis 30 Sep 2021 15:10 WIB

Laporan: Proyek BRI China Terancam Oposisi dan Utang

AidData menyebut sejumlah negara hentikan proyek BRI China karena terlalu mahal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden China Xi Jinping.
Foto:

Kementerian Luar Negeri China belum merespons permintaan komentar. "Kami percaya prinsip-prinsip menyeluruh BRI masuk akal," kata juru bicara Asian Infrastructure Investment Bank He Lingxiaou.

Asian Infrastructure Investment Bank dipimpin oleh China dan dekat dengan BRI. "Bagaimana prinsip-prinsip ini akan diterjemahkan ke realita operasional adalah di mana kami mengadvokasi standar-standar tinggi internasional," katanya.  

Penelitian AidData memantau 13.427 proyek yang didukung China di 165 negara selama 18 tahun dengan total anggaran senilai 843 miliar dolar AS. Lembaga penelitian itu mencatat komitmen China pada pembangunan finansial internasional saat ini dua kali lipat dari AS.

Namun, kata Parks, perubahan sentimen publik membuat sulit negara-negara partisipan sulit untuk menjaga hubungan dekat dengan Beijing. Penelitian AidData mencatat semakin banyak proyek China di negara lain yang ditangguhkan atau dibatalkan.

Sejauh ini Kazakhstan, Kosta Rika dan Kamerun 'menyesal melakukan pembelian'. Resiko kredit juga meningkat, paparan utang ke China di banyak negara pendapatan negara rendah dan menengah melampaui PDB (produk domestik bruto) mereka hingga 10 persen.

Survei menemukan 35 persen proyek-proyek Belt and Road kesulitan dengan korupsi, pelanggaran undang-undang tenaga kerja, polusi lingkungan dan kecemasan publik. Pada Juni tahun ini AS mengumumkan inisiatif saingan yang dikenal Build Back Better World (B3W).

B3W serupa dengan BRI yakni memberikan bantuan finansial pada negara-negara berkembang untuk membangun infrastrukturnya. "B3w akan menambah pilihan di pasar pembiayaan infrastruktur, yang mana dapat sejumlah negara terlibat BRI membelot," kata Parks.

Penelitian AidData didanai oleh berbagai kelompok swasta dan publik. Termasuk Ford Foundation dan US Agency for International Development (USAID). Lembaga itu mengatakan penelitian ini bersifat independen dan transparan serta tidak dipandu atau ditentukan penyandang dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement