Marinir AS mengatakan, mereka menyaksikan kekejaman yang mengerikan dan banyak jenazah bergelimpangan di dekat bandara ketika terjadi serangan bom bunuh diri. Pasukan Marinir AS memahami ancaman yang mungkin akan dialami oleh warga Afghanistan, setelah Taliban berkuasa.
Sebagian besar warga Afghanistan berharap bisa melarikan diri dari negara mereka, karena trauma dengan pemerintahan Taliban yang dikenal keras pada era 1990an. “Kami ingin berada di sana. Dan kemudian kami menyadari bahwa mungkin saya tidak ingin berada di sini, menyaksikan orang-orang ini berdesakan dan berebut (keluar dari Afghanistan)," ujar seorang Marinir AS.
Marinir AS bertugas menjaga bandara Kabul dari kemungkinan serangan. Marinir AS juga berupaya mencegah gelombang besar pengungsi yang mencoba meninggalkan Afghanistan melalui bandara.