REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Inggris di Indonesia membantah adanya masalah ketersediaan bahan bakar dan HVGS (kendaraan berat) di Inggris, Jumat (1/10). Masalah yang terjadi merupakan kekurangan pengemudi truk berat HGV (Heavy Goods Vehicle) yang bersifat sementara karena Covid-19.
Kedutaan Besar Inggris mengakui Brexit merupakan faktor yang menjadi masalah tersebut, meski dalam skala kecil. Namun, pemerintah menyadari kekurangan pengemudi truk berat HGV juga terjadi di seluruh Eropa.
Penelitian dari Transport Intelligence memperkirakan, kekurangan pengemudi dari daratan Eropa sekitar 400 ribu. "Kita tahu sektor ini memiliki masalah struktural jangka panjang, termasuk tenaga kerja yang menua, yang diperburuk oleh berbagai faktor jangka pendek seperti misalnya Covid-19," ujar Kedutaan Inggris di Indonesia lewat keterangan yang diterima Republika.co.id.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Inggris melakukan beberapa langkah untuk mengatasinya. Langkah itu termasuk menempatkan anggota militer sebagai pengemudi tanker dalam jumlah yang terbatas. Mereka siap untuk dikerahkan jika diperlukan, untuk lebih menstabilkan rantai pasokan.
"Menyediakan 5.000 visa untuk pengemudi truk berat HGV untuk periode tiga bulan, memberikan bantuan jangka pendek untuk industri pengangkutan menjelang Natal," ujar Kedutaan Besar Inggris.
Selain itu, menempatkan tim penguji bagi pengemudi dari Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan pengujian HGV di Inggris. Ditambah menerapkan pengecualian sementara terhadap Undang-Undang Persaingan yang dikenal sebagai Protokol Hilir Minyak. Keputusan itu memungkinkan industri berbagi informasi dan memprioritaskan pengiriman bahan bakar dengan mudah ke bagian negara yang paling membutuhkan.
Selain itu, Inggris pun menginvestasikan 10 juta poundsterling untuk membuat kamp pelatihan keterampilan baru dan melatih hingga 3.000 pengemudi truk berat HGV. Terdapat tambahan 1.000 orang untuk dilatih melalui pelatihan-pelatihan di tingkat lokal. "Pesan kami kepada para pengemudi, tetaplah bersikap bijaksana dan hanya mengisi bahan bakar seperti biasa," ujar Kedutaan Besar Inggris.