REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, KTT G20 yang akan digelar pada akhir Oktober harus mengirim pesan yang jelas kepada Taliban terkait persyaratan untuk mendapatkan pengakuan internasional. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun Radio France Inter yang disiarkan pada Selasa (5/10), Macron mengatakan persyaratan itu harus mencakup kesetaraan bagi perempuan, akses untuk operasi kemanusiaan asing dan tidak ada kerja sama dengan kelompok teror.
“Saya percaya pengakuan internasional harus memiliki harga, dan martabat perempuan Afghanistan, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, harus menjadi salah satu poin yang kami tekankan, dan harus menjadi syarat," kata Macron, dilansir Al Arabiya.
Macron mengatakan, KTT G20 yang akan berlangsung di Roma pada akhir Oktober akan membahas tentang Afghanistan. Dalam pertemuan tersebut para pemimpin negara anggota G20 akan menetapkan langkah untuk menanggapi Taliban yang kembali berkuasa setelah mengambil alih Afghanistan.
“Kami akan berbicara tentang Afghanistan. Kita mutlak harus, artinya Eropa, Amerika, China, Rusia, kekuatan besar Afrika, Asia, Pasifik, dan Amerika Latin bersama-sama harus memiliki pesan yang sangat jelas bahwa kita akan menetapkan syarat pengakuan untuk Taliban," kata Macron.
Sebelumnya Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan, pertemuan luar biasa para pemimpin G20 tentang Afghanistan akan diadakan pada 12 Oktober. Pertemuan luar biasa itu akan diadakan beberapa minggu sebelum KTT para pemimpin G20 di Roma pada 30-31 Oktober.
Italia saat ini memegang jabatan presiden bergilir G20. Draghi mendesak untuk mengadakan pertemuan tentang situasi di Afghanistan, sejak Taliban berkuasa bulan lalu.
"Kami sedang menghadapi bencana kemanusiaan (di Afghanistan) dan itu adalah tugas kami untuk campur tangan,” kata Draghi dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip kantor berita Italia ANSA.
Draghi mendesak anggota G20 berbuat sesuatu untuk Afghanistan. Dia menekankan perlunya menyelamatkan nyawa manusia di Afghanistan. Draghi mengatakan kepada Majelis Umum PBB pekan lalu bahwa, KTT akan fokus pada keamanan, bantuan kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Afghanistan.