Ahad 10 Oct 2021 13:22 WIB

Senin, Sydney akan Dibuka Lagi Setelah 100 Hari Lockdown

Salon-salon di Syndey telah penuh dipesan selama beberapa pekan ke depan.

 Ilustrasi Lockdown
Foto: Tim Republika
Ilustrasi Lockdown

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sydney akan dibuka kembali mulai Senin (11/10) setelah berbulan-bulan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Dunia usaha di kota terbesar di Australia itu siap menyambut penduduk yang telah divaksin penuh.

New South Wales(NSW) melaporkan 477 kasus baru virus corona dan enam kematian pada Ahad (10/10), dalam wabah yang membuat 5 juta orang di Sydney, ibu kota negara bagian itu, terkunci selama 100 hari. Negara bagian terpadat di Australia itu telah memenuhi ambang batas 70 persen penduduknya yang divaksin penuh.

Baca Juga

"Oleh karena itu, NSW siap untuk melonggarkan beberapa pembatasan dan membuka kembali banyak bisnis," kata pemimpin NSW Dominic Perrottet.

"Sudah seratus hari darah, keringat, tidak ada bir, tapi kita akan kembali beraksi besok.

"Ketika ditanya apa hal pertama yang dilakukannya pada Senin, Perrottet berkata, "Saya akan potong rambut."

Media lokal melaporkan bahwa salon rambut dan kecantikan telah penuh dipesan untuk minggu-minggu mendatang."Kami telah mengulur hari bagi mereka dan memberi waktu ekstra di buku agenda mereka sehingga kami dapat melayani klien kami sesegera mungkin," kata Joseph Hkeik, pengelola beberapa klinik perawatan kulit All Saints di Sydney, kepada Sydney Morning Herald.

Namun, banyak pembatasan jarak sosial dan pembatasan pertemuan publik akan tetap diberlakukan selama berminggu-minggu. Victoria, yang ibu kotanya Melbourne dikunci sejak awal Agustus, melaporkan 1.890 kasus baru dan lima kematian pada Ahad.

Negara bagian itu diperkirakan akan dibuka kembali pada akhir Oktober ketika 70 persen penduduknya sudah divaksin penuh. Secara nasional, hampir 62 persen dari semua warga Australia berusia 16 tahun ke atas telah menerima dua dosis vaksin.

Setelah 80 persen warga Australia yang memenuhi syarat divaksin sepenuhnya, negara tersebut secara bertahap akan membuka kembali perbatasan internasional yang telah ditutup sejak Maret 2020. Total kasus COVID-19 di negara berpenduduk kurang dari 26 juta jiwa itu tetap jauh lebih rendah daripada banyak negara maju lainnya, dengan 127.500 lebih kasus infeksi dan 1.432 kematian selama pandemi.

Tetangganya, Selandia Baru, yang sempat bebas virus hingga varian Delta menyerang pada pertengahan Agustus, melaporkan 60 kasus lokal baru, naik dari 34 pada Sabtu.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement