REPUBLIKA.CO.ID, ADDISABABA -- Pemerintah Ethiopia mengakui menggelar serangan udara ke ibu kota Tigray, Mekelle. Beberapa jam sebelumnya mereka membantah melakukan serangan yang menurut pemberontak menewaskan warga sipil.
Kantor berita milik pemerintah mengatakan serangan itu mengincar fasilitas senjata dan komunikasi pemberontak. Tapi media yang dikendalikan pemberontak Tigray People's Liberation Front (TPLF) mengatakan serangan tersebut menewaskan tiga warga sipil.
"Mengapa pemerintah Ethiopia menyerang kotanya sendiri? Mekelle merupakan kota Ethiopia," kata juru bicara pemerintah Legesse Tutu seperti dikutip BBC, Rabu (19/10).
Kementerian Luar Negeri Ethiopia menuduh TPLF membunuh setidaknya 30 orang warga sipil dalam serangan terbaru mereka di negara bagian Amhara dan Afar. Daerah yang berbatasan dengan Tigray. "Terorislah yang menyerang kota-kota dengan warga sipil tidak berdosa di dalamnya, bukan pemerintah," kata Leges
Media pemerintah mengatakan pemerintah berhasil melakukan serangan yang bertujuan mencegah korban sipil. TPLF mengatakan bukan hal itu terjadi, mereka menuduh pemerintah sengaja melepaskan dua serangan di pasar.
Sementara TPLF yang menetapkan diri mereka sendiri sebagai otoritas sah di Tigray tidak menanggapi tuduhan pemerintah. Pasukan mereka dalang dari kematian banyak warga sipil.
Sulit mengkonfirmasi detail kejadian di Tigray karena komunikasi di wilayah diputuh. Pasukan Ethiopia mengambil alih sebagian besar kendali di Tigray pada November 2020. Setelah pasukan TPLF merebut pangkalan militer.
Sejak itu konflik yang berlangsung selama 11 bulan telah menimbulkan krisis kemanusian. PBB memprediksi 400 ribu orang hidup dalam ancaman kelaparan.