REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) secara diam-diam telah memindahkan warga Afghanistan yang berhasil dievakuasi dari Kabul ke pangkalan Amerika, Camp Bondsteel di Kosovo. Pendukung hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan tentang sejumlah warga Afghanistan yang dipindahkan ke Camp Bondsteel di Kosovo selama enam minggu terakhir, dan kurangnya transparansi tentang status mereka.
“Kami jelas prihatin. Apa yang sebenarnya terjadi dengan orang-orang ini, terutama orang-orang yang tidak lulus pemeriksaan keamanan? Apakah mereka akan ditahan? Apakah mereka akan memiliki akses ke bantuan hukum? Dan apa rencana mereka? Apakah ada risiko mereka akhirnya dikembalikan ke Afghanistan?," kata Peneliti Amnesty International yang mengkhususkan diri di Balkan, Jelena Sesar.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan, terlalu dini untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Karena mereka bekerja dengan tergesa-gesa untuk memukimkan kembali warga Afghanistan yang dievakuasi setelah Taliban mengambil alih Kabul pada Agustus lalu. Minimnya informasi publik menjadi tantangan bagi mereka yang ingin melacak dan mengetahui nasib para pengungsi.
“Tidak banyak transparansi dalam hal cara kerja rezim pemeriksaan keamanan. Kami tidak tahu mengapa orang-orang dikirim ke Kosovo untuk pemeriksaan tambahan, pemeriksaan tambahan apa itu, berapa lama waktu yang dibutuhkan," ujar Direktur Kebijakan untuk Proyek Bantuan Pengungsi Internasional, Sunil Varghese.