Selasa 02 Nov 2021 11:20 WIB

Bulgaria Kerahkan Tentara ke Perbatasan Cegah Arus Migran

Uni Eropa mengkhawatirkan melonjaknya arus migrasi dari Afghanistan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Migran Afghanistan dan Pakistan duduk di pedesaan di Tatvan, di Provinsi Bitlis, Turki timur, Rabu, 18 Agustus 2021.Uni Eropa mengkhawatirkan melonjaknya arus migrasi dari Afghanistan.
Foto: AP/Emrah Gurel
Migran Afghanistan dan Pakistan duduk di pedesaan di Tatvan, di Provinsi Bitlis, Turki timur, Rabu, 18 Agustus 2021.Uni Eropa mengkhawatirkan melonjaknya arus migrasi dari Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA – Bulgaria mengerahkan 350 tentara ke perbatasan Turki pada Senin (1/11). Mereka ditugaskan membantu polisi untuk mencegah arus migran yang kian meningkat.

"Tentara tiba di perbatasan Bulgaria-Turki sejak hari ini untuk mendukung polisi perbatasan," kata Menteri Pertahanan Bulgaria Georgi Panayotov saat diwawancara stasiun televisi swasta bTV.

Baca Juga

Sebanyak 350 tentara itu dikerahkan dengan 40 unit peralatan. Bulgaria adalah perbatasan eksternal untuk Uni Eropa. Ia berbagi perbatasan sepanjang 259 kilometer dengan Turki. Pagar dengan kawat berduri dipasang di sepanjang garis batas kedua negara tapi sebagian besar kondisinya sudah rusak.

Pada Agustus lalu, parlemen Bulgaria menyetujui pengiriman 400-700 tentara ke perbatasan Yunani dan Turki. Salah satu tugas utama mereka adalah membangun pagar guna membendung arus migran. Sepanjang tahun ini, terdapat lebih dari 6.500 orang yang menyeberang secara ilegal ke Bulgaria. Angka itu naik tiga kali lipat dibanding sembilan bulan pertama tahun 2020.

Bulgaria adalah negara termiskin di antara anggota Uni Eropa. Ia tidak pernah menerima pencari suaka dalam jumlah besar. Negara anggota perhimpunan Benua Biru telah mengkhawatirkan melonjaknya arus migrasi dari Afghanistan. Hal itu karena keberhasilan kelompok Taliban menguasai negara tersebut.

Pada 2015, Eropa harus menghadapi gelombang pengungsi dari Suriah serta beberapa negara Afrika dan Timur Tengah lainnya. Sebagian besar dari mereka hendak menghindari konflik atau peperangan yang berkecamuk di negaranya. Arus migrasi dalam jumlah besar itu sempat memicu krisis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement