Ahad 07 Nov 2021 13:47 WIB

Perdana Menteri Irak Selamat dari Percobaan Pembunuhan

Percobaan pembunuhan perdana menteri Irak dilakukan dengan drone berisi peledak

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi selamat dari percobaan pembunuhan. Ilustrasi.
Foto: EPA
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi selamat dari percobaan pembunuhan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Militer Irak mengatakan, Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi selamat dari percobaan pembunuhan setelah drone berisi bahan peledak mengincar kediamannya di Baghdad. Kadhimi berhasil melarikan diri tanpa terluka tapi beberapa sumber mengatakan sejumlah anggota pengawal pribadi perdana menteri terluka dalam serangan.

Serangan ini terjadi setelah unjuk rasa memprotes pemilihan umum 10 Oktober lalu. Kelompok-kelompok pengunjuk rasa merupakan milisi bersenjata yang didukung Iran. Mereka kehilangan banyak kekuasaan dalam pemilihan. Mereka menuduh kecurangan dalam pemungutan dan penghitungan suara.

Baca Juga

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ke Kadhimi di Baghdad yang terletak di Zona Hijau yang dijaga ketat, tempat gedung-gedung pemerintah dan kedutaan besar negara asing berada. Dalam pernyataannya, militer Irak mengatakan upaya percobaan pembunuhan dilakukan dengan 'drone berisi bahan peledak'. Sementara perdana menteri dalam 'kondisi yang sehat'.

"Pasukan keamanan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan upaya gagal ini," kata militer Irak seperti dikutip Aljazirah, Ahad (7/11).

Dua pejabat pemerintah mengatakan kediaman Kadhimi dihantam satu peledak. Mereka juga mengonfirmasi perdana menteri sudah aman. Para diplomat yang berada di Zona Hijau mengatakan mereka mendengar suara ledakan dan tembakan di daerah itu.  

"Percobaan pembunuhan merupakan eskalasi yang dramatis, melewati batas dengan cara yang tidak pernah dilakukan sebelumnya yang mungkin menggaungkan kekerasan," kata peneliti dari Brookings Institution, Ranj Alaaldin.

Serangan terjadi setelah pendukung partai yang mempermasalahkan hasil pemilu menggelar unjuk rasa yang berakhir dengan kerusuhan Jumat (5/11) lalu. Di dekat Zona Hijau, pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu.  

Polisi meresponsnya dengan tembakan gas air mata dan tembakan peluru tajam. Satu orang demonstran tewas. Beberapa pemimpin milisi bersenjata yang didukung Iran menyalahkan Kadhimi atas bentrokan dan kematian pengunjuk rasa tersebut.

"Darah para syahid meminta pertanggungjawaban Anda," kata ketua milisi Asaib Ahl al-Haq, Qais al-Khazali, di pemakaman pengunjuk rasa yang meninggal dunia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement