Rabu 10 Nov 2021 14:56 WIB

Inggris Hingga China Investasi Lebih Banyak Reaktor Nuklir

Tenaga nuklir bisa mereduksi emisi karbon tapi juga menimbulkan limbah radioaktif

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Inggris hingga China berinvestasi lebih banyak pada reaktor nuklir untuk memangkas emisi karbon. Ilustrasi.
Foto:

Ketertarikan pada tenaga atom tumbuh sejalan dengan kekhawatiran upaya mereduksi emisi gas rumah kaca masih terlalu lambat. Namun sejak lama pakar lingkungan menghindari reaktor nuklir sebagai energi alternatif karena masih ada limbah nuklir yang perlu dibuang.

Di China, media pemerintah melaporkan Kota Haiyang yang terletak di timur negara itu menjadi kota pertama yang sepenuhnya dihangatkan dengan pembangkit tenaga nuklir. Dengan ini Haiyang menjadi satu-satunya kota 'nol-karbon' di China.

Sekitar 200 ribu lebih warga Haiyang, Provinsi Shandong mulai menerima pemanas sentral yang menggunakan listrik tenaga nuklir untuk musim dingin. Dalam laporannya, media pemerintah menambahkan pemanas tenaga bersih ini dinyalakan enam hari sebelum jadwal sebelumnya.

Pada Rabu (10/11) Hindustan Times menyebut ini merupakan proyek pemanas tenaga nuklir komersial pertama China. Proyek dikembangkan saat terjadi kekurangan energi yang terjadi pada September dan Oktober di China karena perusahaan batu bara memotong produksi mereka demi memenuhi janji perubahan iklim China.

Negeri Tirai Bambu menetapkan target untuk mencapai puncak karbon emisi pada 2030 dan karbon netral pad 2060. Pemanas tenaga nuklir untuk musim dingin di Haiyang sudah diuji coba sebelumnya.

Situs World Nuclear News (WNN) melaporkan pembangkit tenaga nuklir Haiyang di Provinsi Shandong sudah mulai memberikan daya pada pemanas distrik di daerah sekitar pada November 2020. Uji coba proyek itu juga dilakukan pada 2019 dengan memberikan penghangat pada permukiman seluas 700 ribu meter persegi termasuk asrama pabrik dan warga sekitar.

"Terdiri dari dua unit AP1000 yang mampu menghangatkan 700 ribu meter persegi, proyek awal mulai dioperasikan di pembangkit tenaga listrik Hiayang baru-baru ini dan diperkirakan akan segera memberikan penghangat pada permukiman seluas 200 juta meter persegi," kata Shandong Nuclear Power Co, anak perusahaan State Power Investment Corporation pada media pemerintah China pada awal tahun ini.

Setelah proyek ini sepenuhnya diimplementasikan, Unit 1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Haiyang menjadi unit kogenerasi terbesar di dunia. Ia menggantikan 12 boiler berbahan bakar batu bara setempat.

Menurut Badan Energi Atom, panas dari unit kogenerasi yang menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk seperti pendinginan, pemanasan, panas proses, desalinasi, dan hidrogen. "(Proyek baru) diperkirakan menghemat 100 ribu ton batu bara mentah dan mengurangi 180 ribu ton karbon dioksida dan asap selama masa pemanas," kata laporan thepaper.cn.

Pengamat mengatakan dibandingkan sumber pemanas tradisional, pemanas dari reaktor nuklir tidak menghasilkan emisi karbon. Selain itu reaktor nuklir juga dianggap sebagai energi bersih terutama di musim dingin.

"Pabrik Haiyang memiliki sistem pemanas yang terkoneksi dengan dua unit pembangkit tenaga nuklir tradisional, membuatnya menjadi upaya pertama China untuk menyalurkan pemanas dari pembangkit tenaga nuklir tradisional," kata pengamat pasar tenaga listrik Wei Hanyang di Bloomberg New Energy.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement