Kamis 11 Nov 2021 14:27 WIB

Iran Enggan Ladeni Tuntutan AS dalam Kesepakatan Nuklir

Iran enggan didikte soal kesepakatan nuklir, Israel persiapkan kemungkinan konflik

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi menyapa media saat dia pergi setelah konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan presiden, di Teheran, Iran, 21 Juni 2021. Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengikuti negosiasi nuklir dengan kekuatan dunia tetapi tidak untuk waktu yang lama , menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan JCPOA
Foto:

Israel Persiapkan Kemungkinan Konflik

Militer Israel mengatakan mereka sedang mempersiapkan kemungkinan konflik bersenjata dengan Iran. Tel Aviv telah menganggap Teheran sebagai ancaman eksistensial.

“(Militer Israel) mempercepat rencana operasional dan kesiapan menghadapi Iran serta ancaman militer nuklir,” kata Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kohavi, Rabu (10/11).

Saat berkunjung ke sebuah pabrik industry pertahanan di kota Shlomi dekat perbatasan Lebanon, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengungkapkan selama ini negaranya berupaya mencegah perang. Mereka melakukan operasi, menyampaikan pesan, termasuk mencegah pembangunan militer.

Namun dia menekankan Israel siap jika memang harus terlibat dalam peperangan. “Kami akan siap untuk melakukan operasi yang belum pernah terlihat di masa lalu, dengan cara yang tidak ada di tangan kami di masa lalu, yang akan membahayakan jantung teror dan kemampuannya,” ujar Gantz.

Sebelumnya mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Pasukan Pertahanan Israel Amos Yadlin mengungkapkan negaranya memiliki kemampuan militer untuk menyerang Iran. Hal itu dia sampaikan saat mengomentari akan dimulainya kembali perundingan pemulihan kesepakatan nuklir 2015.

Menurut Yadlin, saat ini Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan situasi jika pembicaraan dengan Iran terkait pemulihan JCPOA tidak berhasil. “Kami berada dalam situasi di mana jika ada kesepakatan itu tidak baik, dan jika tidak ada kesepakatan, kami akan menghadapi pilihan pilihan untuk seorang perdana menteri Israel. Israel memiliki kemampuan militer untuk menyerang Iran," kata Yadlin pada Jumat (5/11) dikutip laman Jerusalem Post.

Dia berpendapat, jika skenarionya demikian, keputusan untuk menyerang atau tidak menyerang Iran berada di tangan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. “Serangan adalah langkah terakhir setelah semua strategi lain dilakukan. Saya senang kita telah memahami bahwa anggaran perlu dialokasikan dan rencana militer perlu diperbarui untuk situasi saat ini,” ucapnya.

Meski Israel memiliki kemampuan menyerang Iran, Yadlin menilai penting untuk memprediksi apa yang bakal terjadi setelah tindakan seperti itu dilakukan. “Ada banyak pertimbangan di sini,” ujarnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement