Selasa 16 Nov 2021 07:02 WIB

Putra Qaddafi, Pencalonan Presiden, dan Tuduhan Dekat Israel

Saif al-Islam putra Muammar Qaddafi maju sebagai calon presiden Libya

Rep: Rizky Jaramaya, Dwina Agustina   / Red: Nashih Nashrullah
Saif al-Islam putra Muammar Qaddafi maju sebagai calon presiden Libya.

Sebuah konferensi besar di Paris pada Jumat (12/11) sepakat untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang mengganggu atau mencegah pemungutan suara. Namun, masih belum ada kesepakatan tentang aturan untuk mengatur siapa yang boleh mencalonkan diri. 

Pemilihan Presiden Libya dianggap sebagai momen penting dalam proses perdamaian yang didukung PBB. Terutama untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sekitar satu dekade. Konflik ini telah merusak stabilitas Mediterania sejak pemberontakan yang didukung NATO terhadap Muammar Qaddafi pada 2011. 

Saif al-Islam al-Qaddafi kemungkinan akan memainkan nostalgia ketika era sebelum pemberontakan yang didukung NATO pada 2011, yang menjatuhkan ayahnya dari tampuk kekuasaan.  

Sejauh ini era Qaddafi masih dikenang sebagian besar orang Libya sebagai salah satu otokrasi yang keras. Sementara Saif al-Islam Qaddafi dan tokoh-tokoh rezim sebelumnya telah keluar dari kekuasaan dalam waktu lama sehingga mereka mungkin menemui kendala untuk memobilisasi dukungan. 

Saif al-Islam Qaddafi tetap menjadi rahasia bagi banyak orang Libya. Dia ditangkap pada 2011 di wilayah Pegunungan Zintan. Sejak saat itu, dia menghilang dari hadapan publik. 

Qaddafi diadili secara in absentia pada 2015 oleh pengadilan Tripoli. Ketika itu, dia muncul dalam pengadilan melalui tautan video dari Zintan. Saif al-Islam Qaddafi merupakan lulusan London School of Economics dan fasih berbahasa Inggris. Dia merupakan wajah Libya yang dapat diterima dan dikenal ramah di Barat.  

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya

Ketika pemberontakan pecah pada 2011, Saif al-Islam Qaddafi  memilih untuk setia kepada keluarga dan klannya di Libya daripada persahabatannya di Barat.  “Kami berjuang di sini di Libya, kita mati di sini di Libya," ujarnya. 

Sejak ditangkap pada 2011, Saif al-Islam al-Qaddafi  menghilang dari hadapan publik. Awal tahun ini, diamelakukan wawancara kepada New York Times. Namun, dia belum tampil dan berbicara secara langsung kepada publik Libya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement