Kamis 18 Nov 2021 04:57 WIB

India Tutup Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara

Pemerintah New Delhi memutuskan menutup sekolah-sekolah selama sepekan ke depan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Polusi udara di India
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India telah menutup sementara lima pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar New Delhi, Rabu (17/11). Langkah itu diambil setelah polusi udara di sana kian memburuk. 

Panel Kementerian Lingkungan India, dalam perintah terbarunya mengatakan, ada kebutuhan "memaksa" untuk memastikan kualitas udara New Delhi tak memburuk lebih jauh. Komisi Manajemen Kualitas Udara India telah memerintahkan agar aktivitas konstruksi dihentikan hingga 21 November mendatang. 

Baca Juga

Truk-truk pengangkut barang-barang nonesensial dilarang beroperasi. Panel Kementerian Lingkungan Hidup India juga mengarahkan negara-negara bagian mendorong penerapan peraturan bekerja dari rumah untuk separuh karyawan di semua kantor swasta.

Komisi Manajemen Kualitas Udara India mengatakan, setidaknya 50 persen pegawai pemerintah juga harus bekerja dari rumah hingga 21 November. Awal pekan ini, pemerintah New Delhi memutuskan menutup sekolah-sekolah selama sepekan ke depan. Tujuannya agar anak-anak tak terpapar polusi udara. 

Komisi Manajemen Kualitas Udara India telah memperpanjang masa penutupan sekolah hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pemerintah New Delhi bersedia memberlakukan penguncian darurat pada akhir pekan guna mereduksi polusi udara. Penerapannya tengah menunggu keputusan Mahkamah Agung India yang diumumkan paling cepat pada 24 November mendatang. 

Pemerintah India tengah membahas apakah ia akan membiarkan industri tetap beroperasi. Beberapa ahli menyebut, penguncian ketat sebenarnya hanya berdampak sedikit pada penanganan polusi udara. Namun di sisi lain, hal itu bakal menyebabkan gangguan dalam ekonomi serta mempengaruhi mata pencaharian jutaan orang. 

"Ini bukan solusi yang kami cari, karena ini sangat mengganggu. Kita harus ingat bahwa ekonomi sudah berada di bawah tekanan, orang miskin berisiko," kata Direktur Eksekutif Center for Science and Environment (CSE) Anumita Roychowdhury. CSE adalah organisasi penelitian dan advokasi yang berbasis di New Delhi. 

Menilik dampaknya, Roychowdhury pun mengingatkan bahwa penguncian ketat kota bukanlah solusi jangka panjang dalam penanganan polusi udara. "Ini dilakukan hanya untuk memastikan bahwa Anda tidak memperburuk situasi. Tapi ini bukan 'peluru perak' yang akan langsung membersihkan udara," ucapnya. 

 

sumber : AP News/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement