Kamis 02 Dec 2021 01:51 WIB

Perjuangan Mahasiswa India Lawan Diskriminasi Kasta Dalit

Mahasiswa kasta Dalit India kerap dirisak di kampus bahkan hingga ada yang bunuh diri

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Mahasiswa kasta Dalit India kerap dirisak di kampus bahkan hingga ada yang bunuh diri. Ilustrasi.
Foto:

Rowena, yang berkontribusi pada Saluran YouTube yang mendokumentasikan pengalaman Dalit dan komunitas terpinggirkan lainnya, mengatakan banyak siswa Dalit bolos kelas untuk menghindari dipermalukan atau putus sekolah sama sekali. Kondisi tersebut memperburuk keterwakilan mereka.

Data pendidikan tinggi pemerintah menunjukkan pendaftaran siswa dari komunitas yang terpinggirkan atau kasta rendah pada 2019-20 adalah 14,7 persen dari semua siswa berusia 18-23 tahun, yang tak memenuhi kuota yang diamanatkan sebesar 15 persen di banyak bidang studi. Perjuangan sehari-hari Mohanan, yang meneliti terbentuknya jaringan penyembuhan luka menggunakan nanopartikel, adalah satu-satunya siswa Dalit di angkatan 100 ketika ia bergabung dengan program pascasarjananya.

Seorang ibu tunggal, dia adalah orang pertama di keluarganya yang pergi ke universitas dan mengupayakan penelitian pascasarjana. "Sungguh, saya tidak mengharapkan begitu banyak diskriminasi," kata Mohanan, yang sebelum mogok makan telah membuat banyak keluhan ke universitas dan mengajukan keluhan hukum.

"Akhirnya dalam percakapan itu terungkap bahwa jika seorang mahasiswa Dalit disukai maka akan memengaruhi kedisiplinan institusi. Saya awalnya merasa kalah tapi kemudian bertekad untuk melawan," ujarnya.

Bagi banyak mahasiswa Dalit, kehidupan kampus adalah perjuangan sehari-hari. Demikian diungkapkan Anuraji PR, wakil presiden nasional badan mahasiswa Bhim Army, yang mendukung protes Mohanan. Banyak yang gagal dalam penilaian internal dan pengawas sering menolak untuk menjadi pemandu mereka untuk studi pascadoktoral atau mempertanyakan kemampuan mereka, kata seorang mahasiswa pascasarjana. Ia meminta merahasiakan identitasnya karena akan mengikuti ujian.

Kuota penerimaan untuk siswa dari kelompok yang kurang terwakili, termasuk orang India kasta rendah, telah memicu diskriminasi. Hal ini diungkapkan C. Lakshmanan, seorang profesor ilmu politik yang juga penyelenggara nasional Dalit Intellectual Collective. "Siswa yang datang melalui reservasi dipandang tidak layak oleh rekan-rekan dan guru kelas atas perkotaan mereka, yang sebagian besar berasal dari ruang elite yang sama. Sangat disayangkan bahwa mogok makan diperlukan untuk memenuhi tujuan akademis," ujar Lakhsmanan.

Komisi Hibah Universitas, yang mengawasi pendidikan tinggi di India, menulis surat kepada institusi pada September mendesak mereka untuk secara ketat mencegah diskriminasi kasta di kampus. Ia meminta universitas untuk memastikan daftar pengaduan dan situs web tersedia untuk siswa dan mengatakan sebuah komite harus dibentuk untuk memeriksanya. Ketua dan sekretaris Komisi tidak menjawab saat dimintai komentar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement