"Proyek ini melewati beberapa tahap dalam memilih 20 pemain terbaik untuk memperkuat tim nasional. Kami berharap akhir Maret nanti timnas sudah bisa bertanding di Piala Asia dan lolos ke Piala Dunia 2022 di Istanbul,” ujar Baker.
Menurut Baker, kekurangan fisik yang dimiliki oleh para pemain bukan untuk dikasihani. Baker mengatakan, penyandang disabilitas dapat menjadi anggota masyarakat yang berharga.
"Kami tidak ingin orang mengasihani mereka dan kasihan pada mereka karena mereka tinggal di Gaza. Ini adalah kisah bahagia dan positif yang keluar dari Gaza," kata Baker.
Juru bicara ICRC di Gaza, Suhair Zaqout, mengatakan, Palestina telah menorehkan sejarah baru dengan membentuk tim nasional amputee yang pertama. Zaqout menyoroti peran organisasinya dalam mendukung penyandang disabilitas, terutama di Jalur Gaza yang mengalami konflik dan siklus kekerasan.
“Kami mendukung olahraga bagi orang yang diamputasi sebagai jendela untuk mencapai integrasi sosial dan psikologis,” kata Zaqout.
Zaqout mengatakan, ICRC mendukung lima olahraga lain untuk orang yang diamputasi di Gaza, termasuk bola basket, atletik, bersepeda, dan tenis meja. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sekitar 1600 orang yang diamputasi tinggal di Jalur Gaza.