Kamis 09 Dec 2021 20:23 WIB

Pejabat AS Minta India Batalkan Beli Sistem Rudal ke Rusia

India dan Rusia sepakati pembelian S-400.senin 5,5 miliar dolar AS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.
Foto: EPA
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Rabu (8/12), mendesak India agar tidak melanjutkan pembelian sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. Sejauh ini, India masih melanjutkan pembelian sistem rudal darat-ke-udara jarak jauh tersebut.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan, Pemerintah AS belum membuat keputusan untuk memberikan sanksi terhadap India di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi, atau CAATSA, sehubungan dengan transaksi tersebut.  Undang-undang ini menjatuhkan sanksi ekonomi kepada entitas yang membeli senjata dari industri pertahanan Rusia.

 

"Kami terus mendesak semua negara, termasuk India, untuk menghindari transaksi untuk sistem senjata Rusia," kata juru bicara itu, dilansir Anadolu Agency, Kamis (9/12).

 

New Delhi dan Moskow menandatangani kesepakatan senilai 5,5 miliar dolar AS untuk sistem pertahanan rudal S-400 pada 2018. Langkah ini membuka kemungkinan sanksi AS bagi India.

 

Washington telah lama berusaha mencegah sejumlah negara membeli peralatan militer dari Rusia, dan mengancam mereka dengan tindakan hukuman di bawah CAATSA. India tetap bergerak maju untuk membeli sistem pertahanan rudal Rusia, meskipun ada peringatan dari Washington.

 

Pada Senin (6/12), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan, kesepakatan untuk memasok sistem pertahanan udara S-400 ke India akan terus berlanjut meskipun ada upaya AS untuk merusak perjanjian tersebut. "Kami melihat upaya Amerika Serikat untuk merusak kerja sama ini, dan membuat India mematuhi perintah Amerika, untuk mengikuti visi Amerika tentang bagaimana kawasan ini harus dikembangkan," kata Lavrov kepada kantor berita ANI di ibu kota New Delhi.

 

Pada pertengahan November, juru bicara Departemen Luar Negeri yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, AS belum membuat keputusan apa pun tentang potensi ketentuan khusus untuk India. "CAATSA tidak memiliki perlindungan atau ketentuan  khusus terhadap suatu negara," kata juru bicara itu.

 

Baca Juga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement