REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Otoritas Taliban pada Sabtu (18/12) mengatakan, mereka melanjutkan penerbitan paspor bagi warga Afghanistan. Hal ini memberikan harapan kepada warga yang merasa terancam hidup di bawah kepemimpinan Taliban.
Ribuan warga Afghanistan telah mengajukan dokumen perjalanan baru untuk menghindari krisis ekonomi dan kemanusiaan. Kepala Departemen Paspor di Kementerian Dalam Negeri, Alam Gul Haqqani mengatakan, pihak berwenang akan mulai mengeluarkan dokumen perjalanan mulai Ahad (19/12) di kantor paspor.
Taliban berhenti mengeluarkan paspor setelah mereka kembali menguasai Afghanistan pada Agustus lalu. Ketika itu, puluhan ribu orang memenuhi bandara di Kabul dan berharap dapat dievakuasi.
Pada Oktober, Taliban kembali membuka kantor paspor di Kabul. Namun pembukaan itu hanya berlangsung beberapa hari, karena membanjirnya ribuan aplikasi menyebabkan peralatan biometrik mengalami kerusakan. Haqqani mengatakan, masalah teknis saat ini telah teratasi dan kantor paspor siap untuk dibuka kembali. “Semua masalah teknis sekarang telah diselesaikan,” kata Haqqani, dilansir Al Arabiya.
Haqqani menambahkan bahwa, pada tahap awal dokumen perjalanan akan diberikan kepada mereka yang sudah mengajukan aplikasi sebelum. Aplikasi baru akan diterima mulai 10 Januari.
Penerbitan paspor dipandang sebagai ujian komitmen Taliban kepada masyarakat internasional untuk mengizinkan orang-orang yang memenuhi syarat meninggalkan Afghanistan. Krisis ekonomi telah memaksa sebagian besar warga di ibu kota Kabul menjual barang-barang rumah tangga untuk membeli makanan bagi keluarga mereka. Penerbangan internasional, terutama ke Dubai dan Abu Dhabi, telah dibuka kembali di bandara Kabul.