REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Jumlah korban meninggal akibat topan Rai yang melanda Filipina terus bertambah. Hingga Senin (20/12), angka kematian telah menembus 208 jiwa. Terdapat pula 52 warga warga yang masih dinyatakan hilang.
Data tersebut dirilis kepolisian Filipina. Namun badan bencana nasional masih berupaya memvalidasi angka-angka tersebut sebab jumlah korban meninggal versi kepolisian lebih banyak 58 jiwa.
Lebih dari setengah kematian yang dicatat kepolisian Filipina berada di wilayah Visayas tengah, termasuk Provinsi Bohol. Provinsi tersebut merupakan salah satu yang paling parah terdampak topan Rai. Pada Ahad (19/12) lalu, Gubernur Bohol Arthur Yap melaporkan 74 kematian di wilayahnya.
Yap mengungkapkan, jumlah korban jiwa kemungkinan masih akan meningkat signifikan. Sebab dari 48 wali kota di provinsinya, baru 33 yang dapat memberikan laporan terkait dampak topan dan kematian. Sisanya belum bisa melapor karena jaringan telekomunikasi terputus.
Yap telah memerintahkan para wali kota di Bohol mengerahkan kekuatan darurat guna mengamankan paket makanan dan minuman bagi masyarakat di masing-masing daerah. “Sangat jelas bahwa kerusakan yang diderita Bohol sangat besar dan mencakup semua,” ujar Yap setelah melakukan survei udara.
Bohol memiliki populasi lebih dari 1,2 juta orang. Sekitar 780 ribu di antaranya diperkirakan terdampak hantaman topan Rai. Lebih dari 300 ribu warga juga harus mengungsi dari rumah mereka.
Selain Bohol, wilayah lain yang terdampak terjangan topan Rai adalah Provinsi Cebu, Leyte, Surigao del Norte, Siargao, dan Kepulauan Dinagat. Juru bicara kepolisian nasional Filipina Roderick Alba mengungkapkan, pihaknya terus mengerahkan para personel ke lokasi-lokasi yang terdampak topan Rai. Selain membantu misi penyelamatan dan evakuasi, mereka ditugaskan menjaga ketertiban serta keamanan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengunjungi beberapa lokasi yang terdampak topan Rai. Dia menjanjikan dana bantuan 2 miliar peso untuk provinsi-provinsi yang terimbas.
Topan Rai melanda Filipina pada Jumat (17/12). Ia merupakan topan terkuat yang menghantam Filipina tahun ini. Rai membawa angin berkecepatan 195 kilometer per jam pada kondisi terkuatnya. Sedikitnya, 227 kota di Filipina kehilangan listrik. Topan pun merusak tiga bandara regional, termasuk dua yang telah ditutup.
Sekitar 20 badai dan topan melanda Filipina setiap tahun. Sama seperti Indonesia, Filipina terletak di wilayah “Cincin Api” Pasifik yang aktif secara seismik. Hal itu membuat Filipina menjadi salah satu negara paling rawan bencana di dunia.