REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina memerintahkan militer untuk mengirim pesawat terbang dan kapal angkatan laut untuk membawa bantuan ke daerah-daerah yang hancur pada Senin (20/12). Topan Rai telah membuat ratusan ribu orang mengungsi dan menewaskan lebih dari 200 orang.
Banyak wilayah tengah dan selatan terputus setelah topan terkuat melanda kepulauan itu tahun ini. Kondisi ini memutus hubungan listrik dan komunikasi sehingga memperumit upaya penyelamatan dan bantuan.
"Kami masih menilai kerusakannya, tapi itu sangat besar," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana kepada wartawan, mengutip laporan awal.
"Hal pertama yang kami lakukan adalah menangani makanan dan air (persediaan) dan perawatan medis bagi yang terluka," katanya.
Lorenzana mengatakan kepada angkatan bersenjata untuk mengirimkan barang bantuan menggunakan semua aset yang tersedia. Bahkan, dia meminta militer mengirim lebih banyak pasukan jika perlu.
Polisi menyebut jumlah korban tewas dari Topan Rai telah meningkat menjadi 211 jiwa. Jumlah itu menjadikannya sebagai salah satu topan paling mematikan yang melanda negara Asia Tenggara. Laporan terbaru menyatakan lebih dari 200 orang terluka dan 52 orang hilang.
Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan oleh polisi terjadi di wilayah tengah Visayas, provinsi Bohol. Gubernur Bohol Arthur Yap mengatakan kekhawatiran jumlah korban meninggal dunia bisa meningkat lebih lanjut karena kurangnya sambungan telepon seluler membuat sulit untuk mengumpulkan informasi.
Topan Rai mengungsikan hampir 490 ribu orang di Filipina sebelum pindah ke Laut China Selatan selama akhir pekan. Bencana itu meninggalkan jejak kehancuran di provinsi Cebu, Leyte, dan Surigao del Norte, termasuk Siargao, yang populer di kalangan peselancar, dan Kepulauan Dinagat.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengunjungi daerah-daerah yang dilanda topan selama akhir pekan. Dia menjanjikan dana sekitar 2 miliar peso untuk membantu upaya pemulihan.
Topan Rai membuat pendaratan sebagai topan kategori 5 pada Kamis (16/12). Peristiwa itu menghidupkan kembali ingatan akan kehancuran yang dibawa pada 2013 oleh Topan Haiyan, salah satu topan tropis paling kuat yang pernah tercatat, yang menewaskan 6.300 orang di Filipina.