Selasa 21 Dec 2021 23:14 WIB

Hujan Deras dan Banjir Diprediksi akan Sering Terjadi di Malaysia

Pakar lingkungan memprediksi hujan lebat dan banjir akan sering melanda Malaysia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria (kiri) mendorong troli dengan anak dan barang-barangnya, sementara anggota keluarga lainnya membawa kasur, setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021. Pakar lingkungan memprediksi hujan lebat dan banjir akan sering melanda Malaysia.
Foto:

Haliza mencatat pada Agustus banjir bandang tiba-tiba di kaki Gunung Jerai di Yan, Kedah merenggut enam nyawa. Dia menambahkan pada  Juli-Agustus curah hujan yang berlebihan tercatat di negara lain, di antaranya adalah provinsi Henan di China, Jerman, dan Turki.

Peristiwa itu menyebabkan banjir besar dan tanah longsor, menelan ratusan nyawa dan kerusakan parah pada properti. "Perubahan iklim membawa perubahan ekstrem dalam pola cuaca, suhu, dan curah hujan,” kata Haliza.

Menurutnya perubahan iklim adalah faktor utama yang menyebabkan tingginya curah hujan selama 17-18 Desember yang mengakibatkan situasi banjir. "Banjir telah disebut sebagai peristiwa sekali dalam seratus tahun. Namun mungkin, lebih banyak insiden seperti itu akan berulang di tahun-tahun mendatang," katanya.

Dalam hal mitigasi dampak banjir besar akibat perubahan iklim, Haliza menekankan Malaysia tidak dapat melakukannya sendiri. “Memitigasi dampak perubahan iklim adalah upaya global tetapi Malaysia harus meningkatkan upaya pembangunan berkelanjutannya,” terangnya.

Haliza mencatat negara bagian Selangor yang padat penduduknya dilanda banjir dan insiden itu adalah pelajaran baik bagi otoritas negara bagian. Pemerintah negara bagian dapat fokus pada upaya menjaga hutan, membangun bangunan berkelanjutan, dan memelihara masyarakat untuk mengadopsi etika lingkungan.

"Mungkin mendorong car-pooling, mendorong penduduk setempat untuk menggunakan transportasi umum, semua ini dapat mengurangi jumlah gas rumah kaca di atmosfer," kata Haliza.

Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia (KASA) Dr Zaini Ujang mengatakan pada akhir pekan bahwa hujan deras dimulai pada 17 Desember dan berlangsung lebih dari 24 jam. Hujan ini setara dengan curah hujan rata-rata selama sebulan dan merupakan peristiwa cuaca sekali dalam seratus tahun.

"Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400 mm dan ini berarti curah hujan kemarin telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan. Itu di luar perkiraan kami dan hanya terjadi sekali dalam seratus tahun," kata Ujang.

Ujang juga menekankan penyebab langsung dari peristiwa itu adalah faktor aliran monsun dan sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut China Selatan. Dia menambahkan fenomena itu awalnya terdeteksi oleh Departemen Meteorologi Malaysia pada 12 Desember.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement