Kamis 30 Dec 2021 07:14 WIB

Kepala WHO Khawatir Tsunami Kasus Akibat Varian Delta-Omicron

Omicron sudah menjadi varian dominan di Amerika Serikat dan Eropa.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang pekerja membawa kotak berjalan di atas stiker yang menunjukkan jarak sosial satu meter di pusat perbelanjaan, Paris, Senin (11/5). Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kemunculan varian Delta dan dilanjutkan Omicron dari virus corona menciptakan tsunami kasus, Rabu (29/12).
Foto:

"Saya masih tetap optimistis bahwa ini bisa menjadi tahun kita tidak hanya dapat mengakhiri tahap akut pandemi, tetapi kita juga memetakan jalan menuju keamanan kesehatan yang lebih kuat," kata Tedros.

Tedros mengatakan WHO berkampanye untuk setiap negara untuk mencapai target cakupan vaksin 70 persen pada pertengahan 2022. Target ini akan membantu mengakhiri fase akut pandemi.

Tapi, WHO tetap berhati-hati dengan perkembangan data dalam musim liburan Natal dan Tahun Baru. Kepala kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan mengatakan akan penting dalam beberapa minggu mendatang untuk menekan transmisi kedua varian Omicron seminimal mungkin.

Ryan mengatakan bahwa infeksi omicron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda. Hanya saja, peneliti dan pemerintah belum bisa melihat tentang gelombang omicron yang sepenuhnya terbentuk pada populasi yang lebih luas.

"Saya sedikit gugup untuk membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin akan bekerja pada populasi yang lebih tua dan lebih rentan," ujar Ryan.

Pejabat WHO itu tidak memberikan komentar spesifik tentang keputusan AS dan negara lain untuk mengurangi periode isolasi diri. Ryan mengatakan itu adalah penilaian yang dibuat oleh masing-masing pemerintahan dengan mempertimbangkan faktor ilmiah, ekonomi, dan lainnya.

Ryan mencatat bahwa masa inkubasi rata-rata hingga saat ini adalah sekitar lima hingga enam hari. "Kami harus berhati-hati dalam mengubah taktik dan strategi segera berdasarkan apa yang kami lihat tentang omicron," ujarnya.

 

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement