REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meluncurkan roket pembawa satelit yang membawa tiga perangkat ke luar angkasa, Kamis (30/12). Tidak jelas kapan peluncuran itu terjadi atau perangkat apa yang dibawa oleh operator tersebut.
Televisi milik pemerintah Iran menayangkan cuplikan roket putih yang bertuliskan, "Pembawa Satelit Simorgh" dan slogan "Kita Bisa" yang ditembakkan ke langit dari Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini Iran. Seorang reporter TV pemerintah di situs gurun terdekat memuji peluncuran itu sebagai pencapaian lain oleh para ilmuwan Iran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Ahmad Hosseini mengidentifikasi roket itu sebagai roket Simorgh atau "Phoenix". Peluncuran ini mengirimkan tiga perangkat sejauh 470 kilometer. "Kinerja pusat ruang angkasa dan kinerja pembawa satelit dilakukan dengan benar," kata Hosseini.
Tapi beberapa jam kemudian, Hosseini dan pejabat lainnya tetap diam tentang status objek tersebut, menunjukkan bahwa roket tersebut gagal menempatkan muatannya ke orbit. Hosseini menawarkan kecepatan untuk pembawa satelit, tetapi menurut laporan media, itu tidak akan cukup untuk mencapai orbit.
Program luar angkasa sipil Iran telah mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kebakaran fatal dan ledakan roket landasan peluncuran yang menarik perhatian mantan presiden Donald Trump. Media pemerintah Iran baru-baru ini menawarkan daftar peluncuran satelit yang direncanakan untuk program luar angkasa sipil negara itu.
Pengawal revolusi paramiliter Iran menjalankan program paralelnya sendiri yang berhasil menempatkan satelit ke orbit tahun lalu. Hosseini menggambarkan peluncuran terbaru ini sebagai awal, menunjukkan lebih banyak lagi yang sedang dalam perjalanan.
Ledakan itu telah menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) tentang apakah teknologi yang digunakan untuk meluncurkan satelit dapat memajukan pengembangan rudal balistik Iran. Washington mengatakan bahwa peluncuran satelit semacam itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang meminta Iran untuk menghindari aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
Peluncuran sebelumnya telah menuai teguran dari AS. Departemen Luar Negeri AS, Angkatan Luar Angkasa, dan Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pengumuman peluncuran terbaru dari Iran.
Selama dekade terakhir, Iran telah mengirim beberapa satelit berumur pendek ke orbit dan pada 2013 meluncurkan monyet ke luar angkasa. Namun di bawah kepemimpinan Ebrahim Raeisi, pemerintah tampaknya telah mempertajam fokusnya pada ruang angkasa. Dewan Tertinggi Luar Angkasa Iran telah bertemu untuk pertama kalinya dalam 11 tahun.