REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia sedang mempertimbangkan investasi minyak dan gas di Afghanistan. Pernyataan itu disampaikan juru bicara pemerintah sementara Taliban setelah pertemuan dengan investor Rusia di ibukota Kabul pada hari Senin.
"Mawlawi Sahib Abdul Salam Hanafi, wakil perdana menteri (pemerintah Taliban), bertemu dengan delegasi gabungan investor Afghanistan dan Rusia di kantornya. Dalam pertemuan ini, upaya, ekstraksi dan pendirian kilang minyak dan gas, serta pabrik semen dan paduan serta pendirian perusahaan produksi semen dibahas secara rinci,” tulis Zabiullah Mujahid dalam posting Twitter.
Mujahid mengatakan semua upaya akan dilakukan untuk mendukung investasi Rusia dengan memperkenalkan undang-undang yang ramah investor.
Setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021, beberapa negara mengumumkan rencana investasi untuk Afghanistan.
Menderita karena kurangnya bantuan asing, pemerintahan Taliban telah mencari investasi di sektor pertambangan. Pada Oktober 2021, Mujahid mengatakan China ingin menginvestasikan miliaran dolar di Afghanistan jika Taliban akan menjamin keamanan bagi pekerja dan aset mereka.