REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES - Argentina dan Dana Moneter Internasional sejauh ini gagal mencapai kesepakatan untuk membiayai kembali dana sekitar 45 miliar dolar AS (Rp 648 triliun) yang terutang karena kebuntuan tentang cara mengurangi defisit anggaran negara. Pernyataan ini disampaikan Menteri Ekonomi Martin Guzman, Rabu (5/1/2022).
"Jalur anggaran adalah pokok masalah yang tak disepakati pada hari ini," katanya saat bertemu dengan para gubernur di Buenos Aires.
Guzman adalah ketua tim Argentina yang merundingkan kembali pinjaman IMF yang ditandatangani oleh pemerintah mantan presiden Mauricio Macri pada 2018. "Perbedaan antara usulan IMF dan usulan kami dari pemerintah Argentina terletak pada pembedaan antara program yang sangat mungkin akan menghentikan pemulihan ekonomi yang sedang dilakukan Argentina versus program yang akan memberikan kesinambungan untuk pemulihan yang kokoh yang sedang dialami Argentina," tambahnya.
Negara itu, yang pada 2020 mencatat defisit primer sebesar 6,5 persen dari PDB karena peningkatan tajam dalam pengeluaran selama pandemi Covid-19, berencana untuk menurunkannya menjadi 3,3 persen pada 2022, setelah ekonomi memulai proses pemulihan dengan pertumbuhan PDB yang diharapkan sekitar 10 persen pada 2021. Guzman mengatakan syarat utama untuk mempertahankan pemulihan adalah mengelola beban utang negara dengan IMF, dengan jatuh tempo yang pasti di 2022, 2023, dan 2024.