REPUBLIKA.CO.ID, NURSULTAN -- Mantan kepala badan kontra-intelijen dan anti-teror Kazakhstan Karim Masimov telah ditangkap atas tuduhan percobaan penggulingan pemerintah. Penangkapannya diumumkan oleh Komite Keamanan Nasional pada Sabtu (8/1/2022).
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mencopotnya sebagai kepala Komite Keamanan Nasional di tengah kerusuhan minggu ini. Langkah Tokayev mungkin bertujuan mendapatkan konsesi untuk meredakan pengunjuk rasa.
Tidak ada perincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan oleh Masimov. Komite Keamanan Nasional, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Protes di negara Asia Tengah ini adalah yang paling luas sejak kemerdekaan Kazakhstan dari Uni Soviet pada 1991. Kerusuhan dimulai di ujung barat negara itu sebagai protes terhadap kenaikan tajam harga bahan bakar yang banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Protes menyebar ke kota terbesar di negara itu, Almaty, di mana para demonstran menyita dan membakar gedung-gedung pemerintah.
Atas permintaan Tokayev, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang merupakan aliansi militer enam negara bekas Soviet yang dipimpin Rusia, mengizinkan pengiriman sekitar 2.500 tentara sebagian besar Rusia ke Kazakhstan sebagai penjaga perdamaian. Beberapa dari pasukan tersebut menjaga fasilitas pemerintah di ibu kota, Nur-Sultan.
Pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan membunuh 26 demonstran dalam kerusuhan minggu ini dan 18 petugas penegak hukum tewas. Kementerian Dalam Negeri melaporkan pada Sabtu, lebih dari 4.400 orang telah ditangkap.