REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gelombang infeksi Covid-19 kembali terjadi di India. Dalam beberapa hari terakhir negara tersebut mencatat lebih dari 200 ribu kasus Covid-19 baru dalam sehari.
Kementerian Kesehatan India melaporkan 268.833 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam hingga Sabtu (15/1/2022). Total beban kasus negara tersebut kini menjadi 36,84 juta kasus. "Kematian akibat Covid-19 naik 402 menjadi 485.752," kata kementerian itu.
Dilansir laman NDTV, Sabtu, tingkat pemulihan Covid-19 nasional turun menjadi 94,83 persen. Tingkat kepositifan harian tercatat sebesar 16,66 persen sedangkan tingkat kepositifan mingguan tercatat sebesar 12,84 persen. Dosis vaksin kumulatif yang diberikan di negara itu sejauh ini di bawah dorongan vaksinasi nasional telah melebihi 156,02 juta.
Maharashtra, salah satu negara bagian yang paling parah dilanda pandemi Covid, melaporkan 43.211 kasus Covid-19 baru dan 19 kematian terkait virus tersebut pada hari Jumat. Sementara di New Delhi, kasus juga melonjak menjadi 39,64 persen. Lebih dari 75 persen dari mereka yang meninggal karena Covid dalam gelombang saat ini di Delhi tidak divaksinasi.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi pada Jumat (14/1) waktu setempat mengimbau masyarakat untuk mengikuti semua protokol terkait Covid-19. Diantaranya memakai masker dan mendapatkan vaksinasi jika memenuhi syarat.
Dia juga memuji inisiatif atlet elit yang membawa orang-orang selangkah demi selangkah melalui 'Surya Namaskar' untuk kebugaran dan kepositifan. PM Modi mengatakan pandemi global yang sedang berlangsung telah menegaskan kembali pentingnya menjaga kebugaran dan meningkatkan kekebalan.
Sementara itu penelitian terbaru dari ilmuwan Polandia menemukan gen yang menurut mereka lebih dari dua kali lipat risiko jatuh sakit parah, atau bahkan meninggal akibat Covid-19. Kementerian Kesehatan di Warsawa mengharapkan penemuan ini dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang paling berisiko terkena penyakit tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang di Polandia saja. Para ilmuwan juga berencana untuk memasukkan tes genetik ketika menyaring pasien untuk potensi infeksi Covid-19 segera setelah akhir Juni.