REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sebanyak 700 kasus Covid-19 varian omicron telah dilaporkan di sejumlah wilayah Palestina dalam kurang dari dua bulan, kata Kementerian Kesehatan, Ahad (16/1/2022). Juru bicara kementerian Kamal al-Shakhra mengatakan kepada awak media, lonjakan kasus omicron mengkhawatirkan.
Al Shakhra menyebutkan, tingkat kasus positif Covid-19 di Tepi Barat naik 30 persen dan menuturkan bahwa varian omicron sangat berbahaya bagi orang-orang yang masih belum menerima vaksin yang tepat. Ia juga memperingatkan lonjakan kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari ke depan serta mendesak masyarakat agar segera mungkin divaksin dan mematuhi protokol kesehatan, yakni menggunakan masker dan menjaga jarak fisik.
Menurut pernyataan kemenkes, ada tiga kematian dan 642 kasus harian Covid-19 baru yang dilaporkan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pada pekan lalu, kelompok hak asasi tahanan Palestina (PPS) mengatakan bahwa infeksi wabah Covid-19 di antara tahanan Palestina di penjara-penjara Israel sedang meningkat. Kejadian ini dijelaskan kelompok itu dalam sebuah pernyataan, Ahad (9/1/2022).
Dilansir dari Wafa News, administrasi penjara Israel di penjara Ramon bahkan menutup penjara sepenuhnya setelah sejumlah kasus dugaan Covid-19 dilaporkan di antara penjaga penjara.
PPS mengatakan bahwa setidaknya enam tahanan di penjara Ofer Israel saat ini telah tertular penyakit tersebut, di samping 25 kasus lain yang dikonfirmasi di Penjara Negev.
PPS menyatakan keprihatinan mendalam atas nasib tahanan Palestina di penjara Ramon yang oleh layanan penjara Israel ditutup kasus dugaan Covid-19 di antara para penjaga.
Jumlah kasus Covid-19 di kalangan tahanan Palestina yang berhasil didokumentasikan lembaga terkait mencapai 394 kasus sejak April 2020, kata PPS. Ancaman kesehatan bagi tahanan Palestina ini semakin memburuk dengan banyaknya tahanan Palestina yang melakukan mogok makan di penjara Israel.