Selasa 18 Jan 2022 10:42 WIB

Eks Penasihat PM Inggris: Johnson Menyetujui Pesta di Downing Street

Boris Johnson mengetahui ada pesta yang digelar di Downing Street selama lockdown

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Halaman depan surat kabar Inggris di London, Inggris, 13 Januari 2022. Media Inggris telah bereaksi terhadap permintaan maaf Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di parlemen menyusul tuduhan pesta penguncian di mana ia dikatakan telah menghadiri pesta kebun di Downing Street selama penguncian pada bulan Mei 2020. Banyak Anggota Parlemen meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri.
Foto:

Johnson mendapat kecaman terkait pesta yang digelar di Downing Street pada 17 April 2021, bertepatan dengan malam pemakaman Pangeran Philip. Laporan eksklusif dari surat kabar The Telegraph mengungkapkan bahwa, staf Downing Street minum alkohol hingga dini hari di dua pesta pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip.

Pada 16 April 2021, Inggris menetapkan hari berkabung nasional atas  meninggalnya Pangeran Philip dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintah.

Saksi mata mengatakan, para staf Downing Street minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan dengan musik yang sangat keras, sambil berdansa. Pertemuan itu berlangsung hingga larut malam.

Seorang juru bicara perdana menteri mengatakan mantan direktur komunikasi Johnson, James Slack, memberikan pidato perpisahan di salah satu pesta yang digelar di Downing Street. Pada Jumat, Slack meminta maaf atas "kemarahan dan luka" yang disebabkan oleh pesta tersebut.

“Saya ingin meminta maaf dengan tulus atas kemarahan dan rasa sakit yang ditimbulkan. Peristiwa ini seharusnya tidak terjadi. Saya sangat menyesal, dan bertanggung jawab penuh," kata Slack.

Terungkapnya gelaran pesta di Downing Street selama penguncian Covid-19 telah memberikan lebih banyak tekanan pada Johnson. Sebelumnya, Johnson meminta maaf karena menghadiri pesta pada Mei 2020. Pesta itu digelar ketika Inggris menjalani penguncian atau lockdown pertama.

Seorang anggota parlemen Konservatif yang telah mendukung Johnson dalam menyetujui Brexit, Andrew Bridgen, mengatakan perdana menteri harus mengundurkan diri. Bridgen bersama dengan beberapa politisi lainnya, termasuk pemimpin Konservatif Skotlandia, Douglas Ross mendesak Johnson untuk mengundurkan diri.

"Saya akan selalu berterima kasih atas apa yang telah dicapai Boris dan warisannya harus diperkuat, sekarang dia harus keluar secara bermartabat dari politik," ujar Ross.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement