Sejak berkuasa pada pertengahan Agustus, Taliban telah memberlakukan pembatasan yang sebagian besar menyasar perempuan dan anak perempuan. Taliban melarang perempuan kembali bekerja selain di bidang kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, Taliban melarang anak perempuan sekolah menengah kembali ke kelas. Hal tersebut mengingatkan kebijakan keras yang diterapkan Taliban ketika berkuasa pada 1990an. Ketika itu, Taliban mewajibkan perempuan mengenakan burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki saat keluar rumah.
Dalam pertemuan dengan Taliban, delegasi AS yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Tom West, berencana membahas pembentukan sistem politik perwakilan tanggapan terhadap krisis kemanusiaan dan ekonomi yang mendesak. Selain itu, West akan mengangkat masalah keamanan dan kontraterorisme, termasuk hak asasi manusia, terutama pendidikan untuk anak perempuan dan perempuan.
Norwegia kerap terlibat dalam diplomasi yang sensitif. Negara tersebut telah terlibat dalam upaya perdamaian di sejumlah negara, termasuk Mozambik, Afghanistan, Venezuela, Kolombia, Filipina, Israel dan Wilayah Palestina, Suriah, Myanmar, Somalia, Sri Lanka, serta Sudan Selatan.