REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Otoritas Singapura pada Jumat (4/2/2022) melaporkan rekor 13.046 kasus COVID-19 lokal yang jumlahnya tiga kali lipat dari sehari sebelumnya. Otoritas mencatat 85.357 kasus selama 28 hari terakhir
Namun, 99,7 persen di antaranya tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. Pemerintah Singapura telah memvaksinasi 89 persen populasi mereka secara lengkap, sementara 59 persen populasi telah menerima vaksin booster (penguat).
Otoritas sebelumnya telah mewanti-wanti bahwa kasus harian COVID-19 bisa melonjak hingga 15.000 akibat varian Omicron yang sangat menular.
Pekan lalu, Singapura mencatat kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) di Singapura cukup banyak dialami oleh anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Sebuah laporan mencatat bahwa sebanyak 17.699 anak di bawah usia 12 tahun positif Covid-19 sejak pandemi dimulai pada awal 2020.
Tercatat setidaknya 2.586 membutuhkan perawatan di rumah sakit. Dilansir The Strait Times, anak-anak berusia di bawah 12 tahun di Singapura menjadi mayoritas kasus Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Dari Oktober 2021 tercatat ada empat anak mengalami infeksi parah dan membutuhkan suplementasi oksigen dan penanganan di unit perawatan intensif (ICU).
Rumah Sakit Wanita dan Anak KK dan Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura juga melaporkan bahwa lebih banyak anak dengan gejala pernapasan terkait Covid-19 dan non-Covid-19 yang memerlukan perawatan. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan banyak negara melaporkan lonjakan kasus pada anak-anak masuk ke rumah sakit.
Kung mengingatkan pentingnya vaksinasi yang dapat mencegah gejala penyakit parah pada anak-anak. Ia mengatakan telah bertemu dengan sejumlah orang tua yang khawatir tentang anak-anak mereka yang mendapatkan vaksin.
“Mereka juga memahami risiko infeksi, dan mempertimbangkan kembali pro dan kontra,” ujar Kung.